Wednesday, 1 March 2017

Membaca takbir di tengah khutbah sholat 'Id | 50 Kesalahan dalam Berhari Raya

al-Kalimaatun Naafi'ah fil Akhthoo-isy Syaa-i'ah: Khomsuun Khotho-an fii Sholaatil 'Iidain.

50 Kesalahan dalam Berhari Raya.

Syaikh Wahid 'Abdus Salam Baali.

Bab I.

Kesalahan-kesalahan seputar dua hari raya.

21. Membaca takbir di tengah khutbah sholat 'Id.

Di antara para khotib ada yang selalu membaca takbir di tengah-tengah khutbah, karena menyangka bahwa hal itu adalah sunnah dari Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam. Mereka berdalil dengan hadits Sa'ad al-Qorzha, ia berkata:

"Pada banyak kesempatan khutbah, Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bertakbir dan beliau memperbanyak bertakbir dalam khutbah dua hari raya." (47)

Hadits tersebut adalah dho'if. Dikarenakan dua cacat:

1. 'Abdurrohman bin Sa'ad bin 'Ammar: Dia dho'if.

2. Abu Sa'ad bin 'Ammar: Dia majhul (tidak diketahui biografinya).

Dengan demikian hadits tersebut adalah dho'if, tidak bisa dijadikan hujjah.

Al-Bushiri rohimahuLLOOH berkata, "Sanad hadits ini dho'if, dikarenakan dho'ifnya 'Abdurrohman dan ayahnya." (48)

Aku (penulis) berkomentar, "Jika ia melakukannya hanya jarang-jarang, tanpa meyakini bahwa hal itu adalah sunnah dari Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, maka tidak mengapa untuk melakukannya."

===

(47) Dho'if. Hadits Riwayat Imam Ibnu Majah nomor 1287, dengan sanad yang dho'if.

(48) Kitab Mishbaahuz Zujaajah fii Zawaa-id Ibni Majah 1/422.

===

Maroji':
Kitab: al-Kalimaatun Naafi'ah fil Akhthoo-isy Syaa-i'ah: Khomsuun Khotho-an fii Sholaatil 'Iidain, Penulis: Syaikh Wahid 'Abdus Salam Baali, Penerbit: Dar Ibni Rojab, Cetakan II, 1424 H/ 2003 M, Judul terjemahan: 50 Kesalahan dalam Berhari Raya, Penerjemah: Mufti Hamdan, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir - Bogor, Cetakan I, 1426 H/ 2005 M.