Sunday, 2 April 2017

Ringkasan Shahih Bukhari 50-51

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari.

Ringkasan Shahih Bukhari.

Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani.

Kitaabul ilmi

3. Kitab Ilmu

8. Bab: Metode Munawalah dan Pengiriman Surat oleh Para Ulama ke Berbagai Daerah

16.(46) Anas (ra-dhiyallaahu 'anhu) berkata, "Utsman menulis beberapa mushhaf dan mengirimkannya ke berbagai daerah."

17-19.(47) 'Abdullah bin 'Umar (ra-dhiyallaahu 'anhuma), Yahya bin Sa'id, dan Malik membolehkan hal itu.

20.(48) Sebagian 'ulama Hijaz berhujjah dalam masalah munawalah dengan hadits Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam ketika menulis surat kepada pemimpin pasukan seraya berkata {kepada utusan pembawa surat}, "Janganlah kamu membacanya kecuali jika telah sampai pada tempat ini dan ini." Ketika utusan itu telah sampai di tempat tujuan, ia membacakannya kepada orang-orang dan menyampaikan kepada mereka apa yang diperintahkan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam.

50. Dari 'Abdullah bin 'Abbas (ra-dhiyallaahu 'anhuma), bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam menyuruh seorang laki-laki (dalam riwayat lain: 'Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi 5/136) untuk membawa surat dan menyerahkannya kepada pembesar Bahrain {al-Mundzir bin Sawi}. Kemudian oleh pembesar Bahrain surat itu dikirimkan kepada raja Persia {Abruwaiz bin Hurmuz bin Anusyirwan}. Setelah selesai membaca surat itu, raja itu merobek-robeknya. Aku kira Ibnu Musayyab berkata, "Karena perbuatan raja Persia itu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam berdo'a, 'Semoga kerajaan mereka dihancur-leburkan oleh Allah.'" (49)

9. Bab: Duduk Paling Belakang dalam Suatu Majelis, dan Bagi yang Melihat Tempat Kosong di Depannya Hendaknya Menempatinya.

51. Dari Abu Waqid al-Laitsi, bahwa ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedang duduk dalam masjid bersama orang-orang, datanglah tiga orang; dua orang di antaranya menghampiri Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, sementara satu orang lagi terus saja pergi. {Abu Waqid} berkata, "Dua orang datang kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, dan salah seorang dari keduanya melihat tempat lowong di tengah-tengah jama'ah, lalu ia pun duduk di situ. Sedangkan yang seorang lagi duduk di belakang mereka. Adapun orang yang ketiga terus saja pergi. Begitu selesai memberikan pengajaran, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, 'Baiklah, akan aku jelaskan tentang ketiga orang itu; yang seorang mencari tempat di sisi Allah, maka diberi oleh Allah, yang kedua merasa malu-malu, maka Allah pun malu kepadanya, sedangkan yang ketiga berpaling, maka Allah pun berpaling darinya.'"

10. Bab: 21(50). Sabda Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, "Berapa banyak orang yang diberitahu lebih memahami daripada orang yang {hanya} mendengar?"

(Haditsnya adalah hadits Abu Bakrah (ra-dhiyallaahu 'anhu) yang akan disebutkan pada kitab ke 64 bab 79).

11. Bab: Mengetahui Sebelum Berkata dan Berbuat, Berdasarkan Firman Allah, "Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah." {QS. Muhammad (47): 19}

22.(51) Sesungguhnya para 'ulama adalah pewaris para Nabi. Mereka telah mewariskan 'ilmu, dan barangsiapa mengambilnya maka ia telah memperoleh bagian {keuntungan} yang banyak {berharga}.

23.(52) Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut 'ilmu {agama}, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke Surga.

Allah berfirman, "Sesungguhnya orang yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah 'ulama." {QS. Faathir (35): 28} "Dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu." {QS. Al-Ankabuut (29): 43} "Dan mereka berkata, 'Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni Neraka yang menyala-nyala.'" {QS. Al-Mulk (67): 10} "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" {QS. Az-Zumar (39): 9}

24.(53) Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Barangsiapa yang Allah menghendaki padanya kebaikan, maka niscaya Dia akan menjadikannya faham tentang agama."

25.(54) "Sesungguhnya 'ilmu itu diperoleh dengan belajar."

20.(55) Abu Dzar (ra-dhiyallaahu 'anhu) berkata, "Seandainya kalian meletakkan pedang di sini -ia menunjuk ke arah tengkuknya- kemudian aku berpikir bahwa aku masih sempat menyampaikan kalimat yang telah aku dengar dari Rasulullah (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) sebelum kalian melaksanakannya {memenggal leherku}, niscaya aku akan melakukannya {menyampaikannya}."

21.(56) Ibnu 'Abbas (ra-dhiyallaahu 'anhuma) berkata, "Firman Allah, 'Jadilah kamu sekalian rabbaniyyin,' maksudnya adalah para 'ulama dan fuqaha." Ada pula yang berpendapat bahwa "Rabbani" adalah orang yang mendidik manusia dengan 'ilmu yang kecil-kecil {yang ringan-ringan} sebelum mengajarkan yang besar-besar {yang berat-berat}.

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

(46) Ini adalah bagian dari hadits panjang, yang akan disebutkan secara maushul dan lengkap pada kitab ke 66 bab 1.

(47) 16-18. Atsar Ibnu 'Umar (ra-dhiyallaahu 'anhuma) disambungkan oleh Abu al-Qasim Manduh dalam Kitabul Washiyyah dengan sanad shahih dari Abu 'Abdirrahman al-Habli, dari 'Abdullah, seperti itu. kemungkinan bahwa orang tersebut adalah 'Abdullah bin 'Umar, karena al-Habli mendengar darinya. Kemungkinan juga bahwa itu adalah 'Abdullah bin 'Amr, karena al-Habli dikenal sering meriwayatkan darinya. Adapun atsar Yahya bin Sa'id dan Malik, yakni Ibnu Anas, disebutkan secara maushul oleh al-Hakim dalam kitab Ulumul Hadits hal. 259 dengan isnad jayyid dari keduanya.

(48) Disebutkan secara maushul oleh Ibnu Ishaq dari Urwah bin az-Zubair secara mursal, dan oleh ath-Thabari dalam kitab tafsirnya dari hadits Jundub al-Bajli dengan sanad hasan sebagaimana disebutkan dalam Fat-hul Baari, al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, "Dengan jumlah jalur periwayatan itu, maka riwayat ini menjadi shahih."

(49) Aku katakan, bahwa ucapan Ibnu al-Musayyab ini mursal, karena ia tidak menyebutkan siapa yang menyampaikan itu kepadanya dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam.

(50) Ini adalah bagian dari hadits Abu Bakrah ra-dhiyallaahu 'anhu, disambungkan oleh pengarang pada kitab ke 64 bab 79.

(51) Ini adalah bagian dari hadits yang dikeluarkan oleh Abu Dawud dan lainnya dari Abu ad-Darda' (ra-dhiyallaahu 'anhu) secara marfu'. Ada riwayat-riwayat lain yang menguatkan riwayat ini, karena itu riwayat ini menjadi lebih kuat, demikian sebagaimana dikatakan al-Hafizh. Riwayat ini dikeluarkan dalam at-Ta'liq ar-Raghib 1/53.

(52) Ini juga merupakan bagian dari hadits itu, dan ini adalah kalimat darinya yang dikeluarkan oleh Muslim dalam kitab Shahihnya dari hadits Abu Hurairah (ra-dhiyallaahu 'anhu). Dikeluarkan pula oleh Abu Khaitsamah dalam al-'Ilm 25 dengan tahqiq dariku.

(53) Disebutkan secara maushul oleh pengarang dari hadits Mu'awiyah (ra-dhiyallaahu 'anhu) setelah dua bab.

(54) Ini adalah bagian dari hadits yang diriwayatkan oleh Abu Khaitsamah 114 dengan sanad shahih dari Abu ad-Darda' (ra-dhiyallaahu 'anhu) secara mauquf. Diriwayatkan pula oleh lainnya secara marfu'. Ada riwayat lain yang menguatkannya, yaitu hadits Mu'awiyah (ra-dhiyallaahu 'anhu), dan aku telah mengeluarkannya dalam al-Ahadits ash-Shahihah 342.

(55) Disebutkan secara maushul oleh ad-Darimi dan Abu Nu'aim dalam kitab al-Huliyyah.

(56) Disebutkan secara maushul oleh Ibnu Abi Ashim dengan sanad hasan, dan juga oleh al-Khathib dengan sanad lain yang shahih.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M.