Tuesday 28 February 2017

Takbir bersama setelah pelaksanaan sholat lima waktu (pada hari-hari Tasyriq) | 50 Kesalahan dalam Berhari Raya

al-Kalimaatun Naafi'ah fil Akhthoo-isy Syaa-i'ah: Khomsuun Khotho-an fii Sholaatil 'Iidain.

50 Kesalahan dalam Berhari Raya.

Syaikh Wahid 'Abdus Salam Baali.

Bab I.

Kesalahan-kesalahan seputar dua hari raya.

15. Takbir bersama setelah pelaksanaan sholat lima waktu (pada hari-hari Tasyriq).

Ibnul Hajj rohimahuLLOOH berkata, "Yang Sunnah adalah hendaknya imam bertakbir pada hari-hari Tasyriq, setiap selesai pelaksanaan sholat dengan takbir yang dapat didengar oleh dia sendiri dan yang di sampingnya. Para makmum pun bertakbir, setiap orang bertakbir untuk dirinya sendiri, tanpa mengikuti suara yang lainnya dengan takbir yang dapat didengar olehnya dan orang yang di sampingnya. Inilah yang Sunnah.

Adapun yang dilaksanakan oleh sebagian orang pada hari ini, yaitu apabila imam telah salam dari sholatnya, kemudian para muadzin bertakbir dengan koor, sementara itu orang-orang mendengarkan mereka, bahkan kebanyakan dari mereka tidak bertakbir. Seandainya salah seorang dari mereka bertakbir, maka ia pun bertakbir dengan mengikuti suara para muadzin itu. Semua perbuatan itu adalah bid'ah, disebabkan tidak pernah dinukil bahwa Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam pernah melakukannya tidak juga salah seorang dari Khulafa ar-Rosyidin sepeninggal Beliau." (32)

===

(32) Kitab al-Madkhol 2/440.

===

Maroji':
Kitab: al-Kalimaatun Naafi'ah fil Akhthoo-isy Syaa-i'ah: Khomsuun Khotho-an fii Sholaatil 'Iidain, Penulis: Syaikh Wahid 'Abdus Salam Baali, Penerbit: Dar Ibni Rojab, Cetakan II, 1424 H/ 2003 M, Judul terjemahan: 50 Kesalahan dalam Berhari Raya, Penerjemah: Mufti Hamdan, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir - Bogor, Cetakan I, 1426 H/ 2005 M.