Friday 26 May 2017

Mengimani Surga dan Neraka, Buah Iman Kepada Hari Akhir | Rukun Kelima: Iman Kepada Hari Akhir | Rukun Iman yang Enam | Tingkatan Kedua: Iman | Tingkatan-tingkatan Din | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Kedua.

Ma'rifatud Din.
Mengenal Dinul Islam.

Ketiga: Mengimani adanya Surga dan Neraka, dan bahwa keduanya merupakan tempat kembali yang abadi bagi makhluk. Surga adalah kampung kenikmatan yang dipersiapkan oleh Allah 'Azza wa Jalla bagi orang-orang mukmin yang bertakwa; yang mengimani apa yang telah diwajibkan oleh Allah atas mereka untuk mengimaninya, dan menunaikan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya dengan penuh keikhlasan semata-mata karena Allah dan dengan cara mengikuti Rasul-Nya. Di dalam Surga terdapat berbagai macam kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas dalam benak manusia. Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, maka mereka itulah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Rabb mereka adalah Surga 'And yang sekelilingnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal selama-lamanya di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya." (Al-Bayyinah [98]: 7-8)

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman,

"Tidak seorang pun yang mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (berbagai macam kenikmatan) yang menyenangkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (As-Sajdah [32]: 17)

Sedangkan Neraka adalah hunian yang penuh dengan adzab yang dipersiapkan oleh Allah 'Azza wa Jalla untuk orang-orang kafir zalim, yaitu orang-orang yang mengkufuri Allah dan mendurhakai para Rasul-Nya. Di dalamnya terdapat berbagai macam bentuk adzab dan siksaan yang tak bisa dibayangkan. Allah 'Azza wa Jalla berfirman, "Jagalah diri dari Neraka yang dipersiapkan untuk orang-orang kafir." (Ali 'Imran [3]: 131)

Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

"... Sesungguhnya Kami telah mempersiapkan bagi orang-orang zalim itu Neraka yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta minum, maka mereka akan diberi minuman dengan air seperti besi yang mendidih dan dapat menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." (Al-Kahf [18]: 29)

Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

"Sesungguhnya Allah melaknat orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (Neraka). Mereka kekal selama-lamanya di dalamnya. Mereka tidak memperoleh seorang pelindung pun dan tidak pula seorang penolong. Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam Neraka, sementara mereka berkata, 'Alangkah baiknya andaikata kami menaati Allah dan menaati Rasul!'" (Al-Ahzab [33]: 64-66)

Termasuk iman kepada hari Akhir adalah mengimani segala peristiwa yang akan terjadi setelah mati, seperti:

a. Fitnah (ujian) kubur; yaitu pertanyaan yang dilontarkan kepada mayit setelah ia dikuburkan, tentang Rabbnya, agamanya dan Nabinya. Allah 'Azza wa Jalla lalu meneguhkan orang-orang yang beriman dengan kata-kata yang mantap, sehingga dengan kemantapannya ia menjawab, "Rabbku adalah Allah, agamaku Islam, dan Nabiku adalah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam!" Sebaliknya, Allah menyesatkan orang-orang yang zalim. Orang yang kafir hanya bisa menjawab, "Hah...hah...! Aku tidak tahu." Sementara itu, orang munafik atau orang yang ragu menjawab, "Aku tidak tahu. Aku dengar orang-orang mengatakan sesuatu, lalu aku ikut pula mengatakannya."

b. Adzab dan nikmat kubur. Adzab kubur adalah bagi orang-orang zalim, yaitu orang-orang munafik dan orang-orang kafir. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang zalim berada dalam gharamatul maut, sedangkan para Malaikat memukul dengan tangannya sambil berkata, 'Keluarkanlah nyawamu!' Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar, dan karena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya." (Al-An'am [6]: 93)

Tentang 'keluarga' (para pengikut) fir'aun, Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Kepada mereka ditampakkan Neraka pada pagi dan petang. Dan pada hari terjadinya Kiamat (dikatakan kepada Malaikat), 'Masukkanlah 'keluarga' fir'aun ke dalam adzab yang sangat keras.'" (Al-Mu'min [40]: 46)

Dalam Shahih Muslim disebutkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit (radhiyallahu 'anhu) bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Kalau saja tidak karena kalian saling menguburkan (mayit), pasti aku memohon kepada Allah agar memperdengarkan siksa kubur kepada kalian seperti yang aku dengar." Selanjutnya beliau menghadapkan wajahnya dan berkata, "Berlindunglah kepada Allah dari adzab Neraka!" Para sahabat berkata, "Kami berlindung kepada Allah dari adzab Neraka!" Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) bersabda lagi, "Berlindunglah kepada Allah dari adzab kubur!" Mereka berkata, "Kami berlindung kepada Allah dari adzab kubur." Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) bersabda lagi, "Berlindunglah kepada Allah dari fitnah-fitnah yang tampak maupun yang tersembunyi!" Mereka berkata, "Kami berlindung kepada Allah dari fitnah-fitnah yang tampak maupun tersembunyi." Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) bersabda, "Berlindunglah kepada Allah dari fitnah dajjal!" Mereka berkata, "Kami berlindung kepada Allah dari fitnah dajjal." (47)

Sedangkan nikmat kubur itu diperuntukkan bagi orang-orang mukmin yang 'benar'. Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan 'Rabb kami adalah Allah', kemudian mereka istiqamah, maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, 'Tak usahlah kau merasa takut, dan tak usah bersedih hati. Gembiralah dengan memperoleh Surga yang telah dijanjikan kepada kamu." (Fushshilat [41]: 30)

"Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, akan tetapi kamu tidak melihat. Maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah), kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?! Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan kepada Allah, maka dia memperoleh ketenteraman, rezeki serta Surga kenikmatan." (Al-Waqi'ah [56]: 83-89)

Diriwayatkan dari Al-Bara' bin Azib radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda tentang orang mukmin tatkala menjawab pertanyaan dua Malaikat di dalam kuburnya, "Ada suara yang berseru dari langit, 'Hamba-Ku benar. Karena itu, maka berilah ia tilam dari Surga, berilah ia pakaian dari Surga, dan bukalah untuknya pintu menuju Surga!' Lalu datanglah menghampirinya kenikmatan dan keharuman Surga, sementara itu kuburnya dilapangkan sejauh mata memandang." (48) (HR. Ahmad dan Abu Dawud dalam sebuah hadits yang panjang)

Buah dari iman kepada hari Akhir di antaranya adalah:

* Senang dan antusias untuk melakukan ketaatan, dengan mengharap pahalanya kelak di hari akhir.

* Takut melakukan kemaksiatan dan khawatir bila sampai rela dengan kemaksiatan itu; karena takut kepada sanksi (siksa) di Hari Akhir itu.

* Hiburan bagi orang Mukmin atas apa yang tidak ia dapatkan dari kesenangan duniawi ini dengan masih dapat mengharap kenikmatan dan pahala Akhirat.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Catatan Kaki:

47. HR. Muslim, Kitabul Jannah wa Shifatu Na'imiha wa Ahliha, bab "Ardhu Maq'adil Mayyit minal Jannah awin Nari 'alaihi".

48. HR. Imam Ahmad, IV/ 287; Abu Dawud, Kitabus Sunnah, bab "Al-Mas'alah fi 'Adzabil Qabr"; Al-Haitsami dalam Majmu'uz Zawaid, III/ 49-50; Abu Nu'aim dalam Al-Hilyah, VIII/ 10; Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, III/ 374, dan Al-Ajiri dalam Asy-Syari'ah, hal. 327. Al-Haitsami mengatakan, "Diriwayatkan oleh Ahmad dengan rijal yang sahih."

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.