Monday 1 May 2017

Mukaddimah | Anda dan harta

Anta wal maala.

Anda dan harta.

Syaikh Adnan ath-Tharsyah.

Mukaddimah.

Segala puji bagi Allah Ta'ala. Kami memuji, meminta pertolongan dan memohon ampun kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa kami dan keburukan tingkah laku kami. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorang pun yang mampu menyesatkan. Barangsiapa disesatkan, maka tidak seorang pun yang mampu meluruskannya.

Aku bersaksi bahwa tidak ada Dzat yang berhak diibadahi selain Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Aku bersaksi pula bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.

Sesungguhnya harta sangat dekat dengan manusia. Tak seorang pun yang tidak mengenalnya. Seluruh dunia mengenalnya. Posisinya sangat penting bagi manusia. Dia bagaikan kekasih yang mahal bagi sebagian besar manusia.

Harta merupakan kebutuhan primer bagi manusia di sepanjang zaman, kecuali di akhir zaman, dimana harta begitu banyak melimpah sehingga orang enggan menerimanya karena hilangnya nilai tukar harta ketika itu. Justru, di akhir zaman, manusia lebih semangat melakukan shalat karena lebih berharga dari dunia dan isinya. Ketika itu manusia mengetahui dekatnya waktu Kiamat setelah turunnya 'Isa 'alaihis salaam. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

"Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya! Sungguh akan datang/ turun pada kamu sekalian putra Maryam sebagai hakim yang adil. Dia akan mematahkan salib, membunuh babi dan menetapkan pajak. Harta akan berlimpah sehingga manusia enggan menerimanya. Ketika itu, satu sujud saja lebih berharga dari dunia dan isinya." (1) Bahkan sebelum zaman itu, akan datang suatu zaman dimana harta dan rezeki berlimpah, sehingga seorang pejabat tidak menghitungnya, akan tetapi meraup harta itu dengan tangannya. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

"Akan dijumpai pada akhir masa ummatku, seorang pejabat yang meraup hartanya dan tidak menghitung-hitungnya." (2)

Rezeki berupa harta, tidak memerlukan penjelasan lagi dalam kegunaan duniawinya. Semua manusia mengetahui tentang hal ini. Oleh sebab itu, mereka sering kali saling menyikut dalam memperoleh harta, sehingga membuat mereka lupa akan hal-hal yang sangat penting berhubungan dengan harta. Yaitu perkara-perkara yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, yang merupakan sarana mendapatkan harta, menjaganya dan mengembangkannya. Begitu juga dengan perkara-perkara yang dilarang dan diperingatkan oleh Allah dan Rasul-Nya, yang merupakan sebab kerugian, berkurangnya dan bahkan hilangnya harta. Al-Qur-an sangat memperhatikan masalah rezeki dan harta sehingga di dalam al-Qur-an dua kalimat itu disebut berulang kali, lebih dari dua ratus kali. Adapun kitab-kitab hadits, sangat banyak dua kalimat itu disebut di dalamnya.

Banyaknya kalimat rezeki dan harta disebut di dalam al-Qur-an, sesungguhnya merupakan motivasi ditulisnya kitab ini yang tidak terbersit dalam hati sebelumnya. Ini terjadi tiba-tiba saja, berdasarkan kehendak Allah Ta'ala. Aku telah menulis beberapa pasal untuk sebuah kitab yang berjudul: "Kaifa Takuunu Najihan wa Mahbuban." Ketika aku menulis sebuah pasal tentang "Sukses dengan harta," aku melihat kitab Mu'jam al-Mufahras li Alfazh al-Qur-an, aku terkejut dengan diulang-ulangnya kalimat rezeki (rizq), dengan berbagai derivasinya, sebanyak seratus dua puluh tiga kali. Begitu juga kalimat harta (mal), dengan berbagai derivasinya, disebut sebanyak delapan puluh enam kali. Yang demikian itu terdapat dalam berbagai tema penting yang aku tulis nama-namanya dan aku letakkan di bawah setiap tema itu, ayat-ayat khusus. Dengan demikian, aku merasa seolah-olah menulis judul setiap pasal bagi satu kitab tersendiri yang berisi tentang rezeki dan harta.

Realitanya aku melihat bahwa tema itu lebih luas dari sekadar untuk dijadikan sebuah pasal dalam satu kitab. Bahkan seharusnya terdiri dari beberapa pasal dalam satu kitab tentang harta. Begitulah gagasan awal lahirnya kitab ini. Selanjutnya, aku berhenti menulis akhir kitab (Kaifa Takuunu Najihan wa Mahbuban), kemudian memulai menulis kitab ini, yang aku beri judul "Anda dan Harta." (3)

Perlu diingatkan bahwa sebab-sebab mendapatkan, menjaga dan mengembangkan harta yang akan disebutkan di sini harus didasari oleh semangat beribadah dan taat kepada Allah 'Azza wa Jalla, tidak semata-mata bertujuan mengumpulkan rezeki dan harta, walaupun perbuatan itu akan mendatangkan rezeki dan harta jika dilakukan dengan penuh komitmen, misalnya shalat. Sesungguhnya shalat adalah ibadah murni kepada Allah. Akan tetapi Allah menjadikan beberapa manfaat jasmani dalam shalat yang bisa didapatkan oleh orang yang melakukan shalat. Mengerjakan shalat harus didasari oleh semangat ibadah, bukan ingin mendapatkan keuntungan-keuntungan jasmani. Begitu juga dengan mencari, menjaga dan mengembangkan rezeki dan harta, harus bertujuan ibadah. Dengan demikian, maka ibadah menjadi sebab mendapatkan rezeki dan harta. Berbeda dengan pekerjaan yang dilakukan semata-mata karena niat mencari rezeki dan harta, bukan karena niat ibadah dan taat kepada Allah. Terkadang Allah tidak memberikan keberhasilan dalam pekerjaan yang seperti itu. Karena Allah adalah Kausa Prima, Maha Pencipta rezeki dan harta, dan Maha Pencipta hasil dari rezeki dan harta.

Kadangkala Allah menjadikan pekerjaan sebagian manusia tanpa hasil. Dialah yang Maha Pemberi rezeki, Yang memiliki kekuatan, Yang memberi rezeki pada orang yang Dia kehendaki. Meluaskan rezeki orang yang Dia kehendaki. Menghalangi rezeki orang yang Dia kehendaki. Mempersempit pintu rezeki bagi orang yang Dia kehendaki. Di tangan-Nyalah kebaikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Aku berdoa kepada Allah Yang Mahatinggi dan Mahakuasa semoga Ia memberikan 'ilmu yang bermanfaat bagi kita dan menjadikan 'ilmu yang ada pada kita bermanfaat. Mencukupi kita dengan kehalalan dan terhindar dari keharaman. Menjadikan kita kaya hati sehingga tidak mengharap dari orang lain. Memberikan kepada kita rezeki yang halal dan baik. Menjadikan kita merasa cukup dengan apa yang ada. Tidak menjadikan dunia sebagai tujuan akhir kita dan tujuan pengetahuan kita. Kita berlindung kepada Allah dari hilangnya nikmat dan perlakuan negatif pada harta. Kita berlindung kepada Allah dari kemiskinan dan kehinaan, dari fitnah kekayaan, dari hutang yang bertumpuk-tumpuk, dari berlebih-lebihan dan dari kekikiran. Aku berharap semoga Allah menjadikan kitab ini bermanfaat bagi Islam dan Muslimin dan menjadikannya sebagai timbangan kebaikanku di hari Kiamat. Shalawat dan Salam dari Allah semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, keluarganya dan para Shahabatnya.

Ditulis oleh
Adnan ath-Tharsyah
Sh. B. 3362 Riyad 11471
Kerajaan Arab Saudi

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Catatan Kaki:

(1) Hadits Riwayat Imam al-Bukhari, Kitab Ahadits al-Anbiya', Bab Tanzilu 'Isa bin Maryam 'alaihis salaam.

(2) Hadits Riwayat Imam Muslim, Kitab al-Fitan wa Asyrath as-Sa'ah.

(3) Aku banyak berpegang pada Tafsir al-Qur-an al-'Azhim Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat-ayat dalam kitab ini.

===

Maraji'/ Sumber:

Kitab: Anta wal maala, Penulis: Syaikh Adnan ath-Tharsyah, Penerbit: Maktabah Wahbah - Kairo, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun. Judul terjemah: Anda dan harta, Penerjemah: Taufik Damas Lc, Editor: H. Abdurrahman Kasdi Lc, Penerbit: Pustaka al-Kautsar, Jakarta - Indonesia, Cetakan Pertama, Juli 2004 M.