Monday 1 May 2017

Catatan keenam atas buku Dialog dengan jin Muslim | Alam jin menurut al-Qur-an dan as-Sunnah

Alam jin menurut al-Qur-an dan as-Sunnah.
Bantahan terhadap buku Dialog dengan jin Muslim.

Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat.

Bab ketiga.

Catatan atas buku Dialog dengan jin Muslim.

Catatan keenam:

Pada halaman 72 (buku Dialog dengan jin Muslim), disebutkan perkataan jin Muslim dalam keterangannya kepada Muhammad Isa Dawud:

Ingatkan kepada kaum wanita, agar mereka tidak membuang air (panas) mendidih di lubang-lubang WC tanpa menyebut Asma (Nama-nama) Allah dan tidak pula memohon perlindungan kepada-Nya dari gangguan syaithan yang terkutuk. Kadang-kadang air tersebut dapat mematikan syaithan, sehingga keluarganya mencoba melakukan balas dendam terhadap pemilik rumah, khususnya kaum wanita yang melakukan hal itu. Kalau mereka (syaithan-syaithan) bisa menampakkan diri (menyerupai tubuh mereka), niscaya mereka akan melakukan hal itu...

Saya berkata: Di sini ada sebuah anjuran yang mengatasnamakan Allah Jalla wa 'Ala dan membuat sebuah hukum, yakni membuang air panas mendidih ke WC khusus bagi kaum wanita harus menyebut asma Allah. Yakni membaca bismillah dan memohon perlindungan kepada Allah dari gangguan syaithan yang terkutuk dengan membaca:

أَعُوْذُ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

A'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim
Aku berlindung kepada Allah dari syaithan yang terkutuk.

Dari keterangan di atas, kita dapat mengetahui cara yang diajarkan oleh jin Muslim adalah apabila perempuan akan membuang air panas ke lubang WC, maka dia mengucapkan bismillah, kemudian ta'awwudz (a'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim), baru kemudian ia boleh membuang air panas itu. Ini merupakan sebuah ajaran dzikir yang tidak ada dasarnya (dalilnya). Pernahkah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengajarkan demikian? Tidak pernah sama sekali. Ini telah membuat satu ketentuan hukum yang tidak diizinkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Seandainya anjuran ini dibaca oleh seorang wanita muslimah yang ta'at, akan tetapi dia tidak memiliki 'ilmu, maka anjuran ini akan diamalkan, karena takut akan ancaman keluarga syaithan tersebut. Karena kalau kita diancam oleh seseorang, maka akan timbul rasa takut yang selalu menghantui pikiran kita. Kita akan selalu cemas menunggu kapan ancaman itu datang dan begitulah seterusnya.

Seandainya ada seorang Muslimah saja yang mengamalkan ini, maka dia akan memberitahukannya lagi kepada keluarganya, "Hati-hati jangan buang air panas di WC tanpa menyebut Asma Allah dan berlindung kepada Allah dari gangguan syaithan," begitulah seterusnya dan akan turun temurun. Bagaimana kalau banyak kaum Muslimah yang membacanya, teristimewa ibu-ibu kita yang alhamdulillah mereka adalah orang-orang yang sujud kepada Allah (orang Islam). Namun kebanyakan mereka tidak belajar atau masih kurang 'ilmunya, walaupun masih dapat kita maklumi dan mereka masih dapat diberi udzur, karena tingkat pelajaran pada zaman mereka tidak sama dengan yang ada pada zaman sekarang. Lihatlah ibu-ibu kita di pengajian-pengajian mengamalkan dzikir-dzikir dan shalawat-shalawat (52) yang tidak ada asal-usulnya sama sekali (dalam agama Islam), itulah ngaji menurut mereka.

Pertanyaan yang lainnya: Kenapa hanya harus kaum wanita? Kenapa tidak kaum laki-laki yang kuat? Bagaimana kalau ada laki-laki yang buang air panas ke WC? Ini merupakan sebuah kekhususan dalam syari'at.

Koreksian di atas dapat disimpulkan:

1. Pengkhususan perkara ini hanya bagi kaum wanita dan tidak bagi kaum laki-laki. Pembatasan atau pengkhususan suatu 'ibadah untuk laki-laki saja atau untuk perempuan saja haruslah ada dalilnya dari Allah maupun Rasul-Nya.

2. Dari lafazh keterangan jin Muslim sahabat Muhammad Isa Dawud ini, ada sebuah tata cara dzikir, ucapan dua macam dzikir yang sama sekali tidak ada keterangannya dari Allah dan Rasul-Nya. Yang ada keterangannya dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam adalah masuk WC untuk buang air besar atau buang air kecil. Ucapan secara umum, baik laki-laki maupun perempuan adalah:

اَللّهُمَّ اِنِّيِْ اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَاءِثِ

Allaahumma innii a'uudzu bika minal khubutsi wal khabaaits
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari al-Khubtsi dan al-Khabaaits. (53)

Do'a ini sudah cukup, karena do'a tersebut sudah berisi memohon perlindungan dari jin yang laki-laki maupun yang perempuan yang ada di dalam WC tersebut. Kita mau buang air panas atau yang lainnya tidak ada masalah.

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

(52) Tentang shalawat-shalawat yang disyari'atkan, bacalah kitab penulis yang berjudul Sifat Shalawat dan Salam kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, bagi mereka yang mau.

(53) Telah berlalu keterangan serta takhrijnya sebelum ini.

===

Maraji'/ sumber:

Buku: Alam jin menurut al-Qur-an dan as-Sunnah, bantahan terhadap buku Dialog dengan jin Muslim, Penulis: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullah, Penyusun: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullah, Penerbit: Darul Qolam - Jakarta, Cetakan kedua, Tahun 1425 H/ 2004 M.