Thursday 8 June 2017

Kajian Keduapuluh Tiga | Gambaran Surga | Kajian Ramadhan

Majaalisu Syahru Ramadhaan.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah.

Salafuddin Abu Sayyid.

Kajian Ramadhan.

Kajian Keduapuluh Tiga.

Gambaran Surga.

Segala puji bagi Allah, Dzat yang mengantarkan orang yang berharap jauh melebihi harapannya. Yang memberi orang yang meminta melebihi apa yang dimintanya, dan Yang memberikan maaf kepada orang yang bertaubat. Allah menciptakan manusia dan membuatkan kampung bagi tempat tinggalnya di kemudian hari. Allah menjadikan dunia ini sebagai langkah menuju ke sana, lalu orang yang tidak mengetahui kemuliaan akhirat akan mengambil bagian dari kehidupan dunia bukan sebagai sarana mencapai kampung yang abadi. Ia tidak pernah merasa cukup dengan harta benda dan anak yang diperolehnya sehingga ia pun hancur sebelum sampai ke sana. Adapun orang yang mendapat petunjuk, maka ia menyadari tipuan dunia sehingga ia tidak akan tertipu olehnya, lalu ia akan bergegas menuju ampunan dari Allah dan Surga seluas langit dan bumi yang disiapkan untuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Aku bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dengan persaksian orang yang mengetahui dalil dan dasarnya. Aku bersaksi pula bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam kepada beliau, kepada Abu Bakar, Shahabat beliau yang senantiasa menemani di kala bepergian dan ketika tinggal di kampung halaman, kepada 'Umar, penjaga Islam dengan pedangnya yang tidak pernah merasa takut mati, kepada 'Utsman yang senantiasa bersabar terhadap bencana ketika sedang menimpa, kepada 'Ali yang terus maju dengan keberanian sebelum ia menghunus pedangnya, serta kepada keluarga dan para Shahabat beliau dan siapa saja yang mereka dengan berbuat baik hingga hari akhir.

Saudara sekalian, bergegaslah untuk mendapatkan ampunan dari Rabb kalian serta bergegas menuju Surga yang luasnya seluas langit dan bumi, belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terbetik di dalam benak manusia. Allah Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman:

"Perumpamaan Surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa ialah seperti taman yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, buahnya tak henti-henti, sedangkan naungan begitu juga." (QS. Ar-Ra'd (13): 35)

"Perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring, mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka." (QS. Muhammad (47): 15)

"Sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan Surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dalam Surga-surga itu, mereka mengatakan: 'Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.' Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Baqarah (2): 25)

"Dan naungan (pohon-pohon Surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan untuk dipetik semudah-mudahnya. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca, (yaitu) kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya. Di dalam Surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air Surga yang dinamakan Salsabil. Mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka kamu akan mengira mereka mutiara yang bertaburan. Apabila kamu melihat di sana (Surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar." (QS. Al-Insan (76): 14-20)

"Dalam Surga yang tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna. Di dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan, gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar." (QS. Al-Ghasyiyah (88): 10-16)

"Di Surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelas-gelas dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera." (QS. Al-Hajj (22): 23)

"Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang yang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih." (QS. Al-Insan (76): 21)

"Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah." (QS. Ar-Rahman (55): 76)

"Di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (terik) matahari dan tidak pula dingin yang menusuk." (QS. Al-Insan (76): 13)

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di tempat yang aman, (yaitu) di taman-taman dan mata air-mata air, mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan, demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari. Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran)." (QS. Ad-Dukhan (44): 51-55)

"Masuklah kamu ke dalam Surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan. Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam Surga itu terdapat segala apa yang diinginkan oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya. Itulah Surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. Di dalam Surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebagiannya kamu makan. Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam adzab Neraka Jahannam." (QS. Az-Zukhruf (43): 70-74)

"Di dalam Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan." (QS. Ar-Rahman (55): 56-58)

"Di dalam Surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah." (QS. Ar-Rahman (55): 70-72)

"Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (QS. As-Sajdah (32): 17)

"Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (Surga) dan tambahannya. Muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni Surga, mereka kekal di dalamnya." (QS. Yunus (10): 26)

Yang dimaksud dengan al-husna (sesuatu yang terbaik) adalah Surga. Sebab, tidak ada tempat tinggal yang lebih baik darinya. Sedangkan yang dimaksud dengan 'tambahan' (az-ziyadah) adalah memandang wajah Allah Sub-haanahu wa Ta'aala yang mulia. Semoga Allah mengaruniakan hal itu kepada kita dengan anugerah dan kemurahan-Nya. Ayat-ayat yang menceritakan tentang Surga dan kenikmatannya cukup banyak.

Sedangkan hadits-hadits mengenai hal itu, di antaranya, adalah sebagai berikut:

Dari Abu Hurairah ra-dhiyallaahu 'anhu diriwayatkan bahwa ia berkata:

"Wahai Rasulullah, ceritakan kepada kami tentang Surga, apa bangunannya?" Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Batu batanya terbuat dari emas dan perak. Lempungnya adalah kesturi, kerikilnya intan dan permata, dan tanahnya adalah za'faran. Orang yang masuk ke dalamnya akan merasakan kenikmatan dan tidak akan pernah ada gangguan. Ia akan kekal di dalamnya dan tidak akan pernah mati. Bajunya tidak akan usang dan masa mudanya tidak akan hilang." (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)

Diriwayatkan dari Itbah bin Ghazwan ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa ia pernah berkhutbah lalu memuji Allah dan menyanjungnya. Selanjutnya ia berkata:

"Amma ba'du. Sesungguhnya dunia ini hampir berakhir dan yang tinggal hanyalah sisa seperti sisa air di wadah yang habis digunakan oleh pemiliknya. Dan sesungguhnya kalian akan segera berpindah darinya menuju sebuah negeri yang tidak akan ada kesudahannya. Maka dari itu, berpindahlah dengan membawa sebaik-baik apa yang amal kalian. Kami diberitahu bahwa jarak antara dua daun pintu Surga itu adalah empat puluh tahun perjalanan, dan sungguh akan datang suatu hari dimana pintu Surga itu sangat penuh." (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'd ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Di dalam Surga itu terdapat delapan pintu, di antaranya ada sebuah pintu yang dinamakan ar-Rayyan yang hanya boleh dimasuki oleh orang-orang yang menjalankan puasa." (Mutafaq 'alaih)

Dari Usamah bin Zaid ra-dhiyallaahu 'anhu diriwayatkan bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Adakah di antara kalian yang siap masuk Surga? Sesungguhnya Surga itu tiada bandingnya. Demi Rabb Pemilik Ka'bah, sesungguh Surga adalah cahaya yang berkilauan, tumbuhan selasih yang bergoyang, istana yang megah, sungai yang terbentang, buah yang matang, isteri yang cantik jelita, pakaian yang beraneka ragam, tinggal selama-lamanya di kampung kedamaian, aneka buah, dedaunan hijau, serta kegembiraan dan kenikmatan di tempat yang tinggi nan elok." Para Shahabat ra-dhiyallaahu 'anhum berkata: "Ya Rasulullah, kami adalah orang-orang yang siap masuk ke dalam Surga." Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Katakan: 'Insya Allah (jika Allah memperkenankan)'." Mereka kemudian berkata: "Insya Allah." (HR. Ibnu Majah, al-Baihaqi, dan Ibnu Hibban dalam Shahiihnya) (49)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya di dalam Surga itu terdapat seratus tingkatan (derajat) yang dipersiapkan oleh Allah bagi para mujahid yang berjihad di jalan-Nya. Jenjang antara masing-masing tingkatan itu adalah seperti antara langit dan bumi. Maka jika kalian memohon Surga kepada Allah, mohonlah Surga Firdaus, karena ia berada di tengah-tengah Surga dan juga merupakan Surga yang tertinggi. Dari Firdaus inilah sungai-sungai Surga itu mengalir. Sedangkan di atasnya terdapat 'Arsy (singgasana) Allah." (HR. Al-Bukhari)

Dalam Shahiih al-Bukhari juga disebutkan bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya para penghuni Surga itu saling melihat orang-orang yang berada di dalam ruangan-ruangan (ghurfah) yang ada di atas mereka sebagaimana kalian melihat bintang yang berkilauan nun jauh di ufuk timur atau barat, karena di antara mereka ada yang lebih utama dari yang lain." Mereka bertanya: "Apakah itu merupakan tempat-tempat para Nabi yang tidak bisa diraih oleh selain mereka?" Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak. Demi Dzat yang menguasai jiwaku, mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rasul."

Diriwayatkan dari Abu Malik al-Asy'ari ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya di dalam Surga itu terdapat tempat-tempat yang luarnya bisa dilihat dari dalamnya, dan dalamnya bisa dilihat dari luarnya. Tempat-tempat itu dipersiapkan oleh Allah bagi orang yang memberi makan orang lain, selalu berpuasa, dan mengerjakan shalat malam ketika orang-orang sedang tidur." (HR. Ath-Thabrani) (50)

Diriwayatkan dari Abu Musa ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya orang mukmin di Surga nanti mempunyai sebuah tenda yang terbuat dari satu jenis permata yang membentuk ruangan. Panjangnya di langit adalah enam puluh mil. Orang mukmin di dalam kemah itu mempunyai isteri-isteri yang mereka gilir, sedangkan sebagian dari mereka tidak melihat yang lain." (Mutafaq 'alaih)

Dalam Shahiih Muslim disebutkan riwayat hadits dari Abu Hurairah ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Golongan pertama yang masuk ke dalam Surga adalah seperti keindahan bulan pertama, disusul kemudian yang sesudahnya seperti sinar bintang di langit yang paling terang sinarnya. Selanjutnya mereka mempunyai tempat-tempat dimana mereka tidak akan berak maupun kencing, serta tidak membuang ingus dan tidak meludah. Sisir-sisir mereka terbuat dari emas, dupa mereka adalah kayu gaharu, dan keringat mereka adalah kesturi. Besar tubuh mereka sama, sebesar tubuh moyang mereka, Adam, yaitu enam puluh hasta."

Dalam riwayat lain disebutkan:

"Di antara mereka tidak ada perselisihan dan tidak ada rasa saling benci. Hati mereka laksana satu hati. Mereka senantiasa bertasbih menyucikan Allah sepanjang pagi dan petang."

Dalam riwayat lainnya lagi dikatakan:

"Pasangan-pasangan mereka adalah bidadari yang indah jelita matanya."

Masih dalam riwayat Muslim, disebutkan pula hadits dari Jabir ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya para penghuni Surga itu makan dan minum di dalam Surga, namun mereka tidak pernah meludah, tidak kencing, tidak berak, dan tidak mengeluarkan ingus." Para Shahabat ra-dhiyallaahu 'anhum bertanya: "Lalu bagaimana dengan ampas makanan yang mereka makan?" Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sendawa dan keringat seperti aroma kesturi. Mereka senantiasa melantunkan tasbih dan tahmid (menyucikan dan memuji Allah) sebagaimana menarik dan mengeluarkan udara ketika bernapas."

Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, sesungguhnya salah seorang di antara kalian (yang menjadi penghuni Surga) akan diberi kekuatan seratus kali kekuatan orang biasa dalam hal makan, minum, jima', dan syahwat. Buang hajatnya masing-masing dari mereka hanyalah keringat yang keluar dari kulit mereka seperti tetesan kesturi sehingga perutnya menjadi mengempis." (HR. Ahmad dan an-Nasa-i) (51)

Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Jarak antara dua busur atau tempat telapak kaki seseorang dari kalian di Surga itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Jika saja salah seorang wanita itu memperlihatkan diri kepada penghuni bumi, maka tentu ia akan menyinari jarak antara keduanya dan akan memenuhinya dengan aroma wangi, sedangkan kerudungnya lebih baik dari dunia dan seisinya." (HR. Al-Bukhari)

Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya di dalam Surga itu terdapat sebuah pasar yang mereka datangi setiap hari Jum'at, lantas angin utara akan berhembus dan menerpa wajah dan pakaian mereka sehingga mereka menjadi bertambah elok dan tampan. Sesudah itu mereka kembali ke tempat isteri-isteri mereka dan kemudian menyambut dengan perkataan: 'Demi Allah, sungguh engkau tampak semakin elok dan tampan setelah datang dari pasar.' Mereka membalas: 'Sedangkan kalian sendiri juga semakin cantik dan indah saja setelah aku tinggal.'" (HR. Muslim)

Dalam riwayat Muslim lainnya disebutkan riwayat dari Abu Sa'I'd al-Khudri ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Jika para penghuni Surga telah masuk ke dalam Surga, maka ada yang memanggil: 'Kalian akan selalu sehat dan tidak akan pernah sakit. Kalian juga akan selalu hidup dan tidak akan pernah mati. Kalian akan senantiasa muda dan tidak akan pernah menjadi tua. Kalian akan senantiasa merasakan kenikmatan dan tidak akan pernah tersiksa!' Itulah yang dikatakan oleh Allah Sub-haanahu wa Ta'aala: (Diserukan kepada mereka: 'Itulah Surga yang diwariskan kepadamu disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan,')." (QS. Al-A'raf (7): 43)

Dalam Shahiihain disebutkan riwayat hadits dari Abu Hurairah ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Allah Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman: 'Telah Aku persiapkan untuk para hamba-Ku yang shalih apa yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terpikirkan oleh benak manusia.' Bacalah ayat: 'Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.' (QS. As-Sajdah (32): 17)."

Diriwayatkan dari Shuhaib ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Jika ahli Surga telah masuk ke dalam Surga, maka ada yang memanggil: 'Wahai para penduduk Surga, sesungguhnya Allah punya janji kepada kalian yang hendak ditunaikan-Nya.' Mereka berkata: 'Apakah itu? Bukankah Dia telah menjadikan berat timbangan 'amal kebaikan kami, telah menjadikan wajah kami ceria, dan telah memasukkan kami ke dalam Surga dan menyelamatkan kami dari Neraka?!'" Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam melanjutkan sabdanya: "Lalu tirai pun disingkap, sehingga mereka langsung memandang wajah Allah. Demi Allah, tidaklah Allah memberikan sesuatu yang lebih mereka cintai daripada melihat Allah, dan tidak ada yang lebih mereka senangi daripadanya." (HR. Muslim)

Dalam riwayat Muslim lainnya disebutkan hadits yang berasal dari Abu Sa'id al-Khudri ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa Allah berfirman kepada penghuni Surga:

"Aku berikan keridhaan-Ku kepadamu sehingga Aku tidak akan pernah murka kepadamu sesudah ini."

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami keabadian di Surga-Mu, curahkanlah keridhaan-Mu, dan berilah kami kenikmatan melihat wajah-Mu dan kerinduan bertemu dengan-Mu tanpa ada aral melintang.

Ya Allah, curahkanlah shalawat, salam dan keberkahan kepada hamba dan Nabi-Mu, Muhammad, serta kepada seluruh keluarga dan para Shahabat.

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Catatan Kaki:

(49) Sanadnya dha'if.

(50) Hadits ini diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dengan tambahan: "...dan melembutkan perkataan."

(51) Al-Mundziri dalam at-Targhib wat Tarhib mengatakan: Para rawi hadits ini dapat dijadikan sebagai hujjah untuk menentukannya sebagai hadits shahih. Ath-Thabrani meriwayatkannya dengan sanad shahih, demikian juga Ibnu Hibban dalam Shahihnya serta al-Hakim.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Majaalisu Syahru Ramadhaan, Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah, Penerbit: Daruts Tsurayya lin Nasyr - Riyadh, Cetakan I, 1422 H/ 2002 M, Judul terjemahan: Kajian Ramadhan, Penerjemah: Salafuddin Abu Sayyid, Penerbit: al-Qowam - Solo, Cetakan V, 2012 M.