Monday 10 April 2017

Adabul Mufrad 72-75

Adabul Mufrad.

Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari.

Kitab Hubungan Keluarga.

38. Bab: Ajarkanlah Nasab Kalian yang dapat Menyambung Hubungan Keluarga.

72. Jubair bin Muth'im berkata bahwa dia mendengar 'Umar bin al-Khaththab (ra-dhiyallaahu 'anhu) berbicara di atas mimbar:

'Pelajarilah nasab kalian lalu sambunglah hubungan keluarga kalian. Demi Allah bisa saja terjadi sesuatu di antara seseorang dengan saudaranya, kalau sekiranya orang yang terjadi sesuatu dengan saudaranya itu tahu (keutamaan pahala) orang yang berada dalam hubungan keluarga dia akan mencegah dari merusaknya.

73. Ibnu 'Abbas (ra-dhiyallaahu 'anhuma) berkata, "Hafalkan nasab kalian agar kalian dapat menyambung hubungan keluarga. Karena sesungguhnya kekeluargaan itu tidaklah jauh jika dekat (hubungannya) meskipun secara hubungan darah jauh dan tidaklah dekat hubungan keluarga itu jika jauh (hubungannya) meskipun secara hubungan darah dekat. Dan setiap rahim datang di hari Kiamat nanti bersama pasangannya. Dia bersaksi bahwa pasangannya telah menyambungnya atau memutusnya."

39. Bab: Bolehkah Budak Berkata: Aku dari Fulan.

74. 'Abdurrahman bin Habib berkata, "Abdullah bin 'Umar (ra-dhiyallaahu 'anhuma) berkata padaku, 'Dari siapa engkau?' Aku jawab, 'Dari Taimnya bani Tamim.' 'Abdullah bin 'Umar lalu bertanya, 'Dari golongan mereka atau dari golongan budaknya?' Kujawab, 'Dari golongan budaknya.' 'Abdullah bin 'Umar lalu berkata, 'Lalu mengapa tidak kau katakan dari golongan budak mereka?'"

Isnadnya Dha'if.

40. Bab: Budak dari Suatu Kaum adalah Termasuk dalam Keluarga Mereka.

75. Rifa'ah bin Rafi' (ra-dhiyallaahu 'anhu) berkata bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah berkata pada 'Umar bin al-Khaththab (ra-dhiyallaahu 'anhu):

"Kumpulkan kaummu."

'Umar ra-dhiyallaahu 'anhu lalu mengumpulkan mereka. Ketika mereka telah berkumpul di pintu rumah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, 'Umar ra-dhiyallaahu 'anhu masuk dan berkata, "Sudah kukumpulkan kaumku." Ketika orang-orang Anshar mendengar hal itu mereka berkata, "Telah turun wahyu pada orang Quraisy. Maka berdatanganlah mereka yang ingin mendengar dan melihat apa yang akan diucapkan pada orang Quraisy tersebut. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kemudian berdiri di antara mereka dan bersabda:

"Apakah ada orang lain yang bergabung dengan kalian?"

Mereka menjawab, "Benar, halif kami, keponakan kami dan budak kami." Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu bersabda:

"Pendukung kita, keponakan kita dan budak kita adalah termasuk dalam kelompok kita dan kalian mendengar bahwa wali-waliku adalah mereka yang bertakwa jika kalian adalah mereka maka kalian adalah wali-waliku. Jika tidak maka ketahuilah! Jangan sampai pada hari Kiamat nanti orang lain datang dengan perbuatan-perbuatan (baik) mereka, sedangkan kalian datang dengan dosa-dosa kalian. Lalu semua itu ditolak dari kalian."

Beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) kemudian mengangkat suaranya sambil bersabda:

"Wahai manusia -sambil mengangkat tangannya pada kepala orang-orang Quraisy- wahai manusia, sesungguhnya orang Quraisy adalah orang-orang yang memegang amanat. Siapa yang berbuat zhalim terhadap mereka -atau berbuat jelek- Allah akan menelungkupkan wajahnya."

Beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) mengucapkannya tiga kali.

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Maraji'/ Sumber:

Kitab: Adabul Mufrad, Penulis: Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari rahimahullah, Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Adabul Mufrad, Penerjemah: Muhammad Khalid Abri, Penerbit: Syiar Semesta, Surabaya - Indonesia, Cetakan Pertama, Mei 2004 M.