Monday 10 April 2017

Adabul Mufrad 87-90

Adabul Mufrad.

Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari.

Kitab Kasih Sayang.

47. Anak adalah penyejuk mata.

87. 'Abdurrahman bin Jubair bin Nufair berkata: Aku pernah duduk bersama Miqdad bin Aswad. Lalu ada seorang yang lewat padanya sambil berkata: Alangkah senangnya kedua bola mata ini yang telah melihat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, demi Allah, kami ingin melihat apa yang engkau lihat dan mengikuti apa yang pernah engkau ikuti. Rupanya orang tersebut menjadikannya marah dan aku mulai kagum melihatnya karena dia tidak berkata kecuali yang baik. Miqdad menghadap kepadanya dan berkata, "Apa yang membuat seseorang itu berangan-angan hadir pada apa yang Allah menjadikannya tidak hadir (padaanya). Dia tidak taahu kalau sekiranya dia hadir bagaimana sikapnya dalam menghadapinya. Demi Allah, telah terjadi pada zaman Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kaum-kaum yang telah dijungkir-balikkan oleh Allah Ta'ala ke dalam Neraka karena mereka tidak menyambut (seruannya) dan membenarkannya. Apakah kalian tidak memuji Allah Ta'ala ketika Dia mengeluarkan kalian dimana kalian tidak mengetahui apa-apa kecuali Rabb kalian, lalu setelah itu kalian membenarkan apa yang dibawa oleh Nabi kalian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, (Allah) telah mencukupkan bala (cobaan) pada selain kalian. Demi Allah, sungguh telah diutus Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam keadaan yang paling sulit yang tidak pernah seorang Nabi pun dikirim dalaam keadaan seperti itu, dalam keadaan kekosongan dan kebodohan. Mereka tidak tahu bahwa agama lebih utama daripada penyembahan berhala. Kemudian datang (Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) dengan membawa al-Furqan (al-Qur-an) yang akan membedakan antara yang benar dan yang salah, dan dibedakan pula dengannya antara ayah dan anak, sampai seseorang yang melihat ayahnya atau anaknya atau saudaranya yang kafir sedangkan dia telah dibukaa kunci hatinya oleh Allah Sub-haanahu wa Ta'aala dengan iman dan mengetahui bahwa jika dia (ayahnya dan lainnya) mati pasti akan masuk Neraka maka tidak akan dapat senang matanya (dirinya), sedang dia mengetahui bahwa yang dicintainya berada di Neraka dan itu adalah yang difirmankan oleh Allah Ta'ala:

'Dan mereka yang mengucapkan: Wahai Rabbku, berilah kami isteri-isteri dan anak-anak yang menjadi penyejuk mata.' (QS. Al-Furqan: 73)"

48, Seseorang yang mendo'akan temannya agar diperbanyak harta dan anaknya.

88. Anas (ra-dhiyallaahu 'anhu) berkata, "Aku pernah menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pada suatu hari. Pada saat itu tidak ada seorangpun kecuali aku, ayahku, ibuku dan Ummu Haram, saudara ibuku. Ketika beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) menemui kami, beliau bersabda:

'Apakah sebaiknya aku shalat bagi kalian?'

Padahal saat itu bukan waktu shalat. Lalu ada salah seorang dari kami bertanya, 'Lalu dimana Anas diletakkan?' Beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) bersabda:

'Letakkan dia di sebelah kanan.'

Lalu beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) shalat bersama kami. Beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) kemudian mendo'akan kami -ahlul bait- agar mendapatkan segala kebaikan di dunia dan akhirat. Ibuku berkata, 'Wahai Rasulullah, do'akanlah bagi pembantumu ini.' Beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) kemudian mendo'akanku agar mendapatkan segala kebaikan. Pada akhir do'anya beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) bersabda:

اَللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ وَبَارِكْ لَهُ

Allaahumma ak-tsir maalahu wa waladahu wa baarik lahu.
'Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya dan berilah ia barakah.'"

49. Ibu adalah orang yang mempunyai rasa kasih sayang.

89. Anas bin Malik (ra-dhiyallaahu 'anhu) berkata: "Datang seorang wanita menemui 'Aisyah ra-dhiyallaahu 'anhuma. 'Aisyah lalu memberinya tiga buah kurma. Wanita itu kemudian memberikan setiap kurma itu pada kedua anaknya, dimana dia memegang yang satu kurmanya sendiri. Sesudah kedua anaknya makan itu, mereka melihat pada ibunya. Maka ibunya membagi kurm tersebut menjadi dua bagian dan memberikannya kepada kedua anaknya. Ketika Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam datang, 'Aisyah menceritakan hal tersebut kepada beliau. Beliau (Shallallaahu 'alaihi wa Sallam) bersabda:

'Mengapa engkau heran? Allah Ta'ala telah merahmatinya, karena rahmatnya kepada kedua anaknya.'"

50. Bab mencium anak-anak kecil

90. 'Aisyah (ra-dhiyallaahu 'anhuma) berkata, "Datang seorang badui menemui Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu berkata, 'Apakah kalian mencium anak-anak kalian? Demi Allah kami tidak pernah menciumnya.' Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

'Apakah kamu bisa menahan jika Allah Ta'ala mencabut rahmat dari hatimu?'"

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Maraji'/ Sumber:

Kitab: Adabul Mufrad, Penulis: Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari rahimahullah, Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Adabul Mufrad, Penerjemah: Muhammad Khalid Abri, Penerbit: Syiar Semesta, Surabaya - Indonesia, Cetakan Pertama, Mei 2004 M.