Sunday 9 April 2017

Ringkasan Shahih Bukhari 55-57

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari.

Ringkasan Shahih Bukhari.

Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani.

Kitaabul ilmi.

3. Kitab Ilmu.

16. Bab: Tekun (Terus) Mencari 'Ilmu dan Hikmah.

22.(58) 'Umar ra-dhiyallaahu 'anhu berkata, "Pahamilah 'ilmu agama sebelum kamu diangkat menjadi pemimpin." Para Shahabat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tetap menuntut 'ilmu walau sudah lanjut usia.

55. Dari 'Abdullah bin Mas'ud (ra-dhiyallaahu 'anhu), bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Tidak ada iri hati kecuali kepada dua orang, yaitu orang yang diberi Allah harta kemudian dipergunakannya dalam kebenaran, dan orang yang diberi Allah hikmah ('ilmu) kemudian mengamalkan dan mengajarkannya."

17. Bab: Perginya Musa 'alaihis salaam ke Laut untuk Menemui Khidir 'alaihis salaam, dan Firman Allah, "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku 'ilmu yang benar?" {QS. Al-Kahfi (18): 66}

56. Dari 'Ubaidillah bin 'Abdillah, dari Ibnu 'Abbas (ra-dhiyallaahu 'anhuma), bahwa ia berbeda pendapat dengan al-Hurr bin Qais bin Hishn al-Fazari (ra-dhiyallaahu 'anhu) tentang shahabat Nabi Musa 'alaihis salaam. Ibnu 'Abbas berpendapat bahwa shahabat Nabi Musa ('alaihis salaam) itu adalah Nabi Khidir ('alaihis salaam). Ketika itu lewatlah 'Ubai bin Ka'ab [al-Anshari 8/193] (ra-dhiyallaahu 'anhu), lalu Ibnu 'Abbas memanggilnya dan berkata, "Aku dan shahabatku ini berbeda pendapat tentang shahabat Nabi Musa ('alaihis salaam) yang dimintanya kepada Allah supaya ditunjukkan jalan untuk dapat bertemu dengannya. Apakah engkau pernah mendengar Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menceritakannya?" 'Ubai menjawab, "Ya, pernah. Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam [menceritakannya 1/27], bersabda,

'Pada suatu ketika Musa berada dalam satu kelompok bani Israil, [tiba-tiba] datang kepadanya seorang laki-laki dan bertanya, "Apakah engkau mengetahui seseorang yang lebih berilmu darimu?" Musa menjawab, "Tidak." Kemudian Allah mewahyukan kepada Musa, "Ada, yaitu hamba Kami yang bernama Khidir." Lalu Musa memohon {kepada Allah} supaya ditunjukkan jalan kepadanya (dalam riwayat lain: untuk bertemu dengannya 1/8). Maka Allah menjadikan ikan sebagai petunjuknya, dan dikatakan kepadanya, "Jika engkau kehilangan ikan itu, kembalilah, karena {di situlah} engkai akan bertemu dengannya." Maka [Musa] mengikuti jejak ikan itu di laut. Di tengah perjalanan, pelayan Musa berkata kepadanya, "Tahukah engkau ketika kita berhenti di sebuah batu besar? Aku lupa ikan itu. Hanya syetanlah yang telah membuatku melupakannya. Jika tidak, maka pasti, aku dapat mengingatnya." [Musa] berkata, "Itulah yang kita kehendaki." Keduanya kembali menelusuri jejak mereka semula, dan akhirnya bertemu dengan Khidir. Kemudian antara Musa dan Khidir terjadi beberapa peristiwa seperti yang dikisahkan Allah di dalam Kitab-Nya {al-Qur-an}.'" (59)

18. Bab: Sabda Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, "Ya Allah, Ajarkan Kepadanya al-Kitab."

57. Dari Ibnu 'Abbas (ra-dhiyallaahu 'anhuma), ia berkata, "Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam merangkulku [di dadanya 4/217] seraya berdo'a, 'Ya Allah, ajarkan kepadanya al-Kitab (al-Qur-an).'" (Dalam riwayat lain: al-Hikmah. Hikmah adalah kebenaran yang didapatkan bukan karena kenabian.)

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

(58) Disebutkan secara maushul oleh Abu Khaitsamah dalam al-'Ilm 9 dengan sanad shahih dan juga Ibnu Abi Syaibah.

(59) Aku katakan bahwa, Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah menyebutkan secara rinci, sebagaimana disebutkan dalam riwayat Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas (ra-dhiyallaahu 'anhuma) yang akan disebutkan pada nomor 112.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M.