Monday 24 April 2017

Al-Baqarah, Ayat 48 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir.

Shahih Tafsir Ibnu Katsir.

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri.

Ustadz Abu Ihsan al-Atsari.

Surat al-Baqarah.

Al-Baqarah, Ayat 48.

Dan jagalah dirimu dari (adzab) hari (Kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain walau sedikit saja; dan (begitu pula) tidak diterima syafa'at dan tebusan darinya, dan tidaklah mereka akan ditolong. (QS. 2: 48)

Setelah Allah Ta'ala mengingatkan Bani Israil akan berbagai nikmat-Nya. Dia menyambung peringatan tersebut dengan ancaman berupa beratnya siksaan yang akan diberikan kepada mereka pada hari Kiamat, Allah Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman: "Dan jagalah dirimu dari (adzab) hari (Kiamat)," yang pada hari itu: "Seseorang tidak dapat membela orang lain." Artinya, tidak ada seorangpun yang dapat mencukupi orang lain, sebagaimana Dia berfirman: "Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain." (QS. Al-An'aam: 164)

Dia berfirman:

"Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya." (QS. 'Abasa: 37)

Dan Dia berfirman:

"Hai manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu dan takutlah akan suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun." (QS. Luqman: 33)

Inilah maqam yang sempurna dimana anak dan orang tua (masing-masing dari keduanya) tidak bisa memberikan kecukupan sedikit pun kepada yang lainnya.

Syafa'at ataupun Tebusan Tidak Akan Diterima dari Orang-orang Kafir dan Mereka Tidak Akan Mendapat Pertolongan

Firman Allah Ta'ala: "Dan (begitu pula) tidak diterima syafa'at," yakni dari orang-orang kafir, sebagaimana firman-Nya: "Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa'at dari orang-orang yang memberi syafa'at." (QS. Al-Muddatstsir: 48)

Dan juga firman-Nya tentang penduduk Neraka: "Maka kami tidak mempunyai seorang pun pemberi syafa'at, dan tidak pula mempunyai teman yang akrab." (QS. Asy-Syu'araa': 101)

Adapun firman-Nya: "Dan tebusan darinya," artinya Allah tidak akan mengambil tebusan yang mereka serahkan, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mereka mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak itu)." (QS. Ali 'Imran: 91)

Dan Allah berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang kafir, sekiranya mereka mempunyai apa yang di bumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebus diri mereka dengannya dari adzab hari Kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka mendapat adzab yang pedih." (QS. Al-Maa-idah: 36)

Allah juga berfirman: "Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusan pun, niscaya tidak akan diterima hal itu darinya." (QS. Al-An'aam: 70)

Dan Allah berfirman: "Maka pada hari ini tidak diterima tebusan darimu dan tidak pula dari orang-orang kafir. Tempatmu adalah Neraka, itulah tempat berlindung," dan ayat seterusnya. (QS. Al-Hadiid: 15)

Allah Ta'ala memberitahukan bahwa jika mereka tidak beriman kepada Rasul-Nya dan tidak mengikuti ajaran yang dibawanya serta tidak memenuhi kewajiban yang dibebankan kepada mereka, maka pada hari Kiamat kelak kedekatan kaum kerabat dan syafa'at seorang yang memiliki kedudukan (terhormat) tidak akan bermanfaat bagi mereka. Dan tidak akan diterima tebusan dari mereka meski berupa emas sepenuh bumi. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman: "Sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa'at." (QS. Al-Baqarah: 254)

Dan Dia berfirman: "Tidak ada jual beli dan persahabatan." (QS. Ibrahim: 31)

Firman Allah Ta'ala: "Dan mereka tidak akan mendapat pertolongan." Artinya, tidak ada seorang pun yang marah demi membela mereka, lalu menolong dan menyelamatkan mereka dari adzab Allah. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa kaum kerabat dan orang yang terhormat tidak akan merasa iba kepada mereka, serta tidak akan diterima tebusan darinya. Tidak ada seorang penolong pun, baik dari kalangan mereka ataupun kalangan lainnya. Sebagaimana Allah berfirman: "Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatan pun dan tidak (pula) seorang penolong." (QS. Ath-Thaariq: 10) Artinya, bahwa Allah Ta'ala tidak akan menerima syafa'at ataupun tebusan dari orang-orang yang kafir kepada-Nya, serta tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan dan menghindarkan mereka dari adzab-Nya. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman: "Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)-Nya." (QS. Al-Mu'-minuun: 88)

Allah juga berfirman: "Maka pada hari itu tidak ada seorang pun yang menyiksa seperti siksa-Nya, dan tidak ada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya." (QS. Al-Fajr: 25)

Dia juga berfirman: "Mengapa kamu tidak tolong-menolong? Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri." (QS. Ash-Shaaffaat: 26)

Dia juga berfirman: "Maka mengapa yang mereka sembah itu adalah selain Allah sebagai ilah untuk mendekatkan diri (kepada Allah) tidak dapat menolong mereka. Bahkan ilah-ilah itu telah lenyap dari mereka," dan ayat seterusnya. (QS. Al-Ahqaaf: 28)

Adh-Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas (ra-dhiyallaahu 'anhuma) tentang firman Allah: "Kenapa kamu tidak tolong-menolong?" Ia mengatakan: "Mengapa kalian tidak saling membantu untuk menolak adzab Kami pada hari ini? Mustahil hal itu bisa kalian lakukan pada hari ini!" (197)

Ibnu Jarir mengatakan: "Makna firman Allah: 'Dan mereka tidak akan mendapat pertolongan," bahwa pada hari itu tidak ada seorang penolong pun yang menolong mereka sebagaimana tidak ada yang memberi syafa'at bagi mereka. Tidak diterima dari mereka tebusan dan juga ganti rugi. Habislah semua kehormatan, tertutuplah segala praktek suap-menyuap dan bantu-membantu. Berakhirlah kesempatan untuk saling tolong dan saling bantu di antara mereka. Keputusan hari itu di tangan al-Jabbaar Sub-haanahu wa Ta'aala Yang Mahaadil, yang tidak bermanfaat di hadapan-Nya para pemberi syafa'at dan para penolong. Setiap kejahatan diganjar dengan balasan yang setimpal dengan kejahatannya. Dan setiap kebaikan akan dilipatgandakan balasannya. Seperti yang Allah sebutkan dalam firman-Nya: "Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian), karena sesungguhnya mereka akan ditanya: 'Kenapa kamu tidak tolong-menolong?' Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri." (QS. Ash-Shaaffaat: 24-26) (198)

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

(197) Tafsiir ath-Thabari (2/36).

(198) Tafsiir ath-Thabari (2/35).

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.