Wednesday 12 April 2017

Dorongan mengerjakan puasa Ramadhan | Meneladani Shaum Rasulullah

Shifatu Shaumin Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam fii Ramadhaan.

Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied al-Hilali dan Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid hafizhahumallaah.

Meneladani Shaum Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Keempat.

Dorongan mengerjakan puasa Romadhon.

1. Pengampunan dosa.

Pembuat syari'at Yang Maha bijaksana telah memotivasi untuk berpuasa pada bulan Romadhon seraya menjelaskan keutamaan-keutamaan dan ketinggian kedudukannya. Sekalipun orang yang menjalankan puasa itu memiliki tumpukan dosa seperti buih di lautan, niscaya akan diberikan ampunan kepadanya karena 'ibadah yang baik lagi penuh berkah ini.

Dari Abu Huroiroh ro-dhiyaLLOOHU 'anhu, dari Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, Beliau bersabda:

"Barangsiapa berpuasa Romadhon dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, niscaya akan diberikan ampunan kepadanya atas dosa-dosanya yang telah lalu." (22)

Masih dari Abu Huroiroh ro-dhiyaLLOOHU 'anhu, dari Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, Beliau bersabda:

"Sholat lima waktu, dari Jum'at ke Jum'at berikutnya, dari Romadhon ke Romadhon berikutnya, bisa menghapuskan dosa-dosa yang terjadi di antaranya, jika dosa-dosa besar dihindari." (23)

Juga dari Abu Huroiroh ro-dhiyaLLOOHU 'anhu bahwa Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam pernah menaiki mimbar seraya berucap: "Aamiiiin, aamiiiin, aamiiiin." Dikatakan: "Wahai Rosululloh, sesungguhnya engkau telah menaiki mimbar lalu engkau mengucapkan: 'Aamiiiin, aamiiiin, aamiiiin'?" Maka Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Jibril 'alay-his salam telah mendatangiku seraya berkata: 'Barangsiapa mendapatkan bulan Romadhon lalu tidak diberikan ampunan kepadanya dan kemudian dia pasti masuk Neraka, namun ALLOH menjauhkannya, maka ucapkanlah: Aamiiin.' Selanjutnya aku katakan: aamiiiin..." (24)

2. Dikabulkannya do'a dan pembebasan dari api Neraka

Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya setiap hari, ALLOH membebaskan beberapa orang dari api Neraka, yaitu pada bulan Romadhon. Dan sesungguhnya setiap orang muslim memiliki do'a yang dipanjatkan, lalu dikabulkan untuknya." (25)

3. Termasuk golongan orang-orang yang shiddiq dan para syuhada'

Dari 'Amr bin Murroh al-Juhani ro-dhiyaLLOOHU 'anhu (26), dia bercerita, ada seseorang yang datang kepada Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam seraya berkata: "Wahai Rosululloh, bagaimana pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang haq) selain ALLOH dan bahwa engkau adalah Rosul ALLOH, juga mengerjakan sholat lima waktu, menunaikan zakat, serta berpuasa dan melakukan qiyamul lail pada bulan Romadhon, termasuk golongan siapakah aku ini?" Beliau shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda: "Termasuk golongan orang-orang shiddiq dan para syuhada'." (27)

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Catatan Kaki:

(22) Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhori 4/99 dan Imam Muslim 759.

Makna "iimaanan wa ihtisaaban" berarti percaya sepenuhnya akan kewajiban puasa tersebut serta mengharapkan pahalanya. Menjalankan puasa dengan sepenuh jiwa tanpa adanya unsur keterpaksaan dan tidak juga merasa keberatan untuk menjalaninya. Berikut ini ungkapan seseorang yang mempunyai gelar: Amirusy Syu'aroo, yaitu Ahmad Syauqi:
"Romadhon telah berlalu,
datangkanlah ia kembali.
Jiwa yang penuh kerinduan
berjalan mengejar yang dirindukan."

(23) Diriwayatkan oleh Imam Muslim.

(24) Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah 3/192, Imam Ahmad 2/426 dan 254, Imam al-Baihaqi 4/204 melalui beberapa jalan dari Abu Huroiroh ro-dhiyaLLOOHU 'anhu. Ia merupakan hadits shohih dan aslinya ada di dalam kitab Shohiih Muslim 4/1978, dan dalam bab yang sama dari beberapa orang Shohabat. Silahkan lihat di dalam kitab Fahdaa-ilu Syahri Romadhoon halaman 25-34 melalui beberapa jalan dari Abu Huroiroh ro-dhiyaLLOOHU 'anhu.

(25) Diriwayatkan oleh Imam al-Bazzar 3142, Imam Ahmad 2/254 melalui jalan al-A'masy dari Abu Sholih dari Jabir ro-dhiyaLLOOHU 'anhu. Dan diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah 1643 darinya secara ringkas melalui jalan lain yang berderajat shohih. Dan juga do'a yang dikabulkan saat berbuka, sebagaimana yang akan diuraikan lebih lanjut. Lihat juga buku, kitab Mishbaahuz Zujaajah nomor 604 karya al-Bushiri.

(26) Lihat kitab al-Ansaab 3/394 karya as-Sam'ani. Dan juga kitab al-Lubaab 1/317 karya Ibnul Atsir.

(27) Hadits Riwayat Imam Ibnu Hibban nomor 9 - Zawaaidihi dan sanadnya shohih.

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: Shifatu Shaumin Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam fii Ramadhaan, Penulis: Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied al-Hilali dan Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid hafizhahumallaah, Penerbit: al-Maktabah al-Islamiyyah, Amman - Yordania, Cetakan IV, Tahun 1412 H/ 1992 M, Judul Terjemahan: Meneladani Shaum Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, Penerjemah: M. Abdul Ghoffar E.M, Muraja'ah Terjemah: Taufik Saleh Alkatsiri, Penerbit: Pustaka Imam asy-Syafi'i - Indonesia, Cetakan Kedua, Rabi'ul Akhir 1426 H/ Agustus 2005 M.