Wednesday 12 April 2017

Keutamaan bulan Ramadhan | Meneladani Shaum Rasulullah

Shifatu Shaumin Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam fii Ramadhaan.

Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied al-Hilali dan Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid hafizhahumallaah.

Meneladani Shaum Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Kedua.

Keutamaan bulan Romadhon.

Romadhon merupakan bulan penuh kebaikan dan barokah yang dilimpahkan oleh ALLOH disertai dengan berbagai keutamaan yang sangat banyak. Dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Bulan al-Qur-an.

ALLOH Sub-haanahu wa Ta'aala telah menurunkan Kitab-NYA yang mulia sebagai petunjuk bagi ummat manusia sekaligus sebagai penyembuh bagi orang-orang yang beriman, yang memberikan petunjuk kepada jalan yang sangat lurus, juga memperjelas jalan kebajikan, pada malam Lailatul Qodar di bulan Romadhon yang penuh kebaikan. ALLOH, pemilik 'Arsy yang mulia berfirman:

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Romadhon, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah dia berpuasa."
(Qur-an Suroh al-Baqoroh: ayat 185)

Ketahuilah, wahai saudaraku, mudah-mudahan ALLOH memberikan barokah kepadamu, bahwa penyifatan bulan Romadhon sebagai bulan yang di dalamnya diturunkan al-Qur-an dan penggunaan huruf fa' (maka) setelahnya yang berfungsi sebagai ta'lil dan sababiyah:

"Maka bila salah seorang dari kamu menyaksikan bulan itu, maka wajiblah berpuasa," melalui isyarat, ia berfungsi sebagai 'illat (alasan), bahwa sebab dipilihnya Romadhon sebagai bulan puasa adalah diturunkannya al-Qur-an di bulan tersebut.

2. Dibelenggunya syaithon dan ditutupnya pintu-pintu Neraka serta dibukanya pintu-pintu Surga

Pada bulan yang penuh barokah ini, kejahatan di muka bumi menjadi sedikit, karena pada bulan itu, jin-jin jahat dibelenggu dengan rantai dan belenggu serta borgol, sehingga mereka tidak bisa melakukan pengrusakan terhadap ummat manusia sebagaimana mereka biasa melakukannya pada mereka di bulan-bulan lainnya, karena kaum muslimin tengah berkonsentrasi menjalankan puasa, yang merupakan pengekang nafsu syahwat. Dan juga sibuk membaca al-Qur-an serta berbagai macam 'ibadah yang dapat mendidik sekaligus menyucikan jiwa. ALLOH ROBBUL 'Izzati berfirman:

"Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu agar kamu bertaqwa."
(Qur-an Suroh al-Baqoroh: ayat 183)

Oleh karena itu, pintu-pintu Jahannam ditutup, sedang pintu-pintu Surga dibuka. Sebab, 'amal sholih pada saat itu cukup banyak, dan ucapan-ucapan yang baik pun melimpah.

Rosululloh shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam bersabda:

"Jika bulan Romadhon tiba maka pintu-pintu Surga (16) dibuka, sedangkan pintu-pintu Neraka ditutup, dan syaithon pun dibelenggu." (17)

Semuanya itu berlangsung dari permulaan malam bulan yang penuh barokah tersebut. Hal itu didasarkan pada sabda Rosululloh shollaLLOOHU 'alayhi wa sallam:

"Apabila malam pertama bulan Romadhon tiba, maka syaithon-syaithon dan jin ifrit dibelenggu, pintu-pintu Neraka ditutup sehingga tidak ada satu pintu pun darinya yang dibuka. Dan pintu-pintu Surga dibuka sehingga tidak satu pintu yang ditutup. Kemudian ada seorang penyeru yang berseru: 'Wahai pencari kebaikan, sambutlah, dan wahai pencari kejahatan, kurangilah. Dan ALLOH membebaskan orang-orang dari Neraka, dan itu berlangsung pada setiap malam." (18)

3. Lailatul Qodar

Kau tentu sudah mengetahui, wahai hamba yang beriman, bahwa ALLOH Jalla Jalaaluhu telah memilih bulan Romadhon, karena di dalam bulan ini al-Qur-an al-Karim diturunkan. Dan mungkin juga menggunakan hal tersebut dalam qiyas dengan cara yang beragam, di antaranya:

a. Hari yang paling mulia menurut ALLOH adalah hari di bulan Romadhon, yang padanya al-Qur-an diturunkan. Oleh karena itu, suatu keharusan untuk mengkhususkan bulan ini dengan 'amalan-'amalan tambahan. Mengenai hal tersebut, insya ALLOH akan diuraikan lebih lanjut dalam pembahasan tentang Lailatul Qodar.

b. Jika nikmat telah dilimpahkan kepada kaum muslimin, maka mereka pun berkewajiban untuk menambah 'amalan sebagai bentuk rasa syukur kepada ALLOH. Pengertian tersebut diperkuat oleh firman ALLOH setelah penyempurnaan nikmat bulan puasa:

"Dan supaya kamu menyempurnakan bilangan bulan itu dan supaya kamu membesarkan nama ALLOH, karena petunjuk-petunjuk yang telah DIA berikan kepadamu, dan supaya kamu bersyukur kepada-NYA."
(Qur-an Suroh al-Baqoroh: ayat 185)

Dan firman ALLOH Tabaaroka wa Ta'aala setelah mereka menyelesaikan nikmat 'ibadah hajji:

"Maka apabila kamu telah selesai menunaikan manasik hajjimu maka ingatlah kepada ALLOH seperti kamu mengingat-ingat nenek moyangmu atau lebih banyak lagi."
(Qur-an Suroh al-Baqoroh: ayat 200)

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Catatan Kaki:

(16) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: "Futtihat abwaa-bur rohmah (pintu-pintu rohmat dibuka)."

(17) Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhori 4/97 dan Imam Muslim 1079.

(18) Diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi 682, Imam Ibnu Majah 1642, Imam Ibnu Khuzaimah 3/188, melalui jalan Abu Bakar bin 'Iyasy dari al-A'masy dari Abu Huroiroh rodhiyaLLOOHU 'anhu. Dan ini adalah sanad yang hasan.

===

Maraji'/ Sumber:
Kitab: Shifatu Shaumin Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam fii Ramadhaan, Penulis: Syaikh Abu Usamah Salim bin 'Ied al-Hilali dan Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid hafizhahumallaah, Penerbit: al-Maktabah al-Islamiyyah, Amman - Yordania, Cetakan IV, Tahun 1412 H/ 1992 M, Judul Terjemahan: Meneladani Shaum Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, Penerjemah: M. Abdul Ghoffar E.M, Muraja'ah Terjemah: Taufik Saleh Alkatsiri, Penerbit: Pustaka Imam asy-Syafi'i - Indonesia, Cetakan Kedua, Rabi'ul Akhir 1426 H/ Agustus 2005 M.