Tuesday 11 April 2017

Macam-macam Ibadah | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Ma'rifatur Rabb.
Mengenal Rabb (Allah).

Macam-macam ibadah yang diperintahkan oleh Allah 1), contohnya Islam, Iman, dan Ihsan. Contoh lain adalah doa, khauf, raja', tawakal, raghbah, rahbah, khusyuk, khasyah, inabah, isti'anah, isti'adzah, penyembelihan, nadzar, dan lain-lain, yang semuanya diperintahkan oleh Allah agar hanya ditujukan kepada Allah semata 2). Dalilnya adalah firman Allah 'Azza wa Jalla, "Dan sesungguhnya masjid-masjid adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kalian beribadah kepada seorang di samping beribadah kepada Allah." (Al-Jinn [72]: 18). Maka, barangsiapa mengarahkan salah satu ibadah kepada selain Allah, ia adalah musyrik dan kafir. Dalilnya adalah firman Allah, "Dan barangsiapa beribadah kepada tuhan lain di samping kepada Allah, padahal tidak ada satu alasan pun baginya tentang itu, maka benar-benar balasannya ada pada Rabbnya. Sungguh tiada beruntung orang-orang kafir itu." 3) (Al-Mu'min [40]: 117)

Syarah:

1) Karena penulis rahimahullah telah menjelaskan bahwa kita berkewajiban untuk beribadah kepada Allah saja, tanpa sekutu bagi-Nya, maka pada pembahasan berikutnya penulis menjelaskan macam-macam ibadah. Penulis mengatakan, "Macam-macam ibadah contohnya Islam, Iman, dan Ihsan."

Ketiga hal tersebut adalah agama. Sebagaimana terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Umar bin Al-Khathab yang berkata, "Ketika kami duduk di hadapan Rasulullah (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) pada suatu hari, tiba-tiba muncul di hadapan kami seorang laki-laki berpakaian sangat putih dan berambut sangat hitam. Padanya tidak terlihat bekas perjalanan jauh, tetapi tak seorang pun di antara kami mengenalnya. Ia duduk di hadapan Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) sambil menempelkan lututnya pada lutut beliau dan meletakkan telapak tangannya di atas paha beliau. Orang itu berkata, 'Wahai Muhammad, beritahulah aku tentang Islam!' Maka Rasulullah (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) bersabda, 'Islam adalah hendaklah kamu bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah; kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah jika kamu memiliki kesanggupan untuk mengadakan perjalanan ke sana.' Orang itu berkata, 'Kamu benar.' Kami heran pada orang itu; ia bertanya kepada beliau, tetapi juga membenarkannya. Orang itu berkata lagi, 'Beritahulah aku tentang iman.' Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) bersabda, 'Hendaklah kamu beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, serta beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.' Orang itu berkata, 'Kamu benar.' Orang itu berkata, 'Beritahukan aku tentang ihsan!' Beliau menjawab, 'Hendaklah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu!' Orang itu berkata, 'Beritahulah aku tentang Kiamat!' Beliau menjawab, 'Yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya.' Orang itu berkata, 'Beritahulah aku tentang tanda-tandanya!' Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) menjawab, 'Seorang budak wanita melahirkan nyonyanya dan kamu melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, miskin, dan menggembala kambing berlomba-lomba membangun bangunan yang tinggi.' Kemudian, orang itu pergi. Kami diam sejenak. Kemudian Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) bertanya, 'Wahai Umar, tahukah kamu, siapa yang bertanya?' Saya menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.' Beliau bersabda, 'Sesungguhnya, dia adalah Jibril yang datang kepadamu sekalian untuk mengajarimu tentang agamamu.'" (13)

Di sini Nabi (Shallallahu 'alaihi wa Sallam) menyebut hal-hal tersebut yang mencakup seluruh agama secara global.

2) Seluruh jenis ibadah baik yang telah disebutkan oleh penulis maupun yang lain, merupakan hak Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, karena itu tidak boleh diarahkan kepada selain Allah 'Azza wa Jalla.

3) Penulis rahimahullah menyebutkan secara garis besar jenis-jenis ibadah, di samping menyebutkan bahwa barangsiapa mengalihkan sebagian darinya kepada selain Allah, maka ia musyrik dan kafir. Penulis beralasan dengan firman Allah 'Azza wa Jalla:

"Sesungguhnya masjid-masjid itu kepunyaan Allah, maka janganlah kamu semua menyembah seorang pun di dalamnya di samping Allah." (Al-Jinn [72]: 18)

Dan firman Allah 'Azza wa Jalla:

"Barangsiapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada satu dalil baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya. Sesungguhnya, orang-orang kafir itu tiada beruntung." (Al-Mukminun [23]: 117)

Sisi yang dijadikan alasan dari ayat pertama adalah bahwa Allah 'Azza wa Jalla telah memberi tahu bahwa masjid-masjid yaitu tempat-tempat bersujud atau anggota badan yang digunakan untuk bersujud, adalah milik Allah. Pemberitahuan itu dilanjutkan dengan firman-Nya, "Maka janganlah kamu semua menyembah seseorang pun di samping Allah." Maksudnya, janganlah kamu semua beribadah kepada selain-Nya di samping beribadah kepada-Nya, misalnya kamu bersujud kepada selain-Nya.

Sedangkan sisi yang bisa dijadikan alasan pada ayat kedua adalah bahwa Allah telah menjelaskan bahwa barangsiapa menyembah tuhan yang lain selain Allah, maka ia kafir. Sebab Allah berfirman, "Sesungguhnya, orang-orang kafir itu tiada beruntung."

Adapun pada firman-Nya, "Padahal tidak ada satu alasan pun baginya tentang itu," adalah sifat yang menjelaskan hakikat suatu perkara, bukan sifat yang memberikan pembatasan yang mengecualikan bagi yang ada alasannya, karena tidak mungkin ada dalil yang menunjukkan bahwa ada tuhan lain selain Allah.

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

13. HR. Muslim, Kitabul Iman, bab "Bayanu Arkanil Iman wal Islam". Lihat syarah hadits ini dalam Majmu'ul Fatawa war Rasail, tulisan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah, Jilid III, hal. 145.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.