Monday 13 March 2017

Al-Baqarah, Ayat 1 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir.

Shahih Tafsir Ibnu Katsir.

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri.

Ustadz Abu Ihsan al-Atsari.

Surat al-Baqarah.

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.

Al-Baqarah, Ayat 1.

Alif Laam Miim. (QS. 2: 1)

Pembicaraan seputar penggalan huruf-huruf di awal surat.

Penggalan huruf-huruf yang terdapat pada awal beberapa surat adalah huruf-huruf yang hanya Allah saja yang mengetahui maknanya. Pendapat seperti ini diriwayatkan dari Abu Bakar, 'Umar, 'Utsman, 'Ali dan Ibnu Mas'ud ra-dhiyallaahu 'anhum. Ada yang mengatakan bahwa huruf-huruf itu adalah nama-nama surat al-Qur-an.

Ada yang mengatakan bahwa itu adalah huruf-huruf pembuka yang dengannya Allah membuka al-Qur-an.

Khashif meriwayatkan dari Mujahid, ia mengatakan: "Pembuka seluruh surat-surat al-Qur-an adalah Qaf, Shad, ha mim, Tha sin mim, dan Alif lam ra, dan huruf-huruf hija-iyyah lainnya."

Sebagian ahli bahasa Arab mengatakan: "Ia adalah huruf-huruf mu'jam. Allah mencukupkan menyebut sebagian darinya dan tidak menyebutkan selebihnya yang seluruhnya berjumlah 28 huruf, sebagaimana seseorang mengatakan: 'Anakku dapat menulis huruf, alif, ba, ta, tsa, ...' artinya, anak tersebut bisa menulis 28 huruf-huruf hija-iyyah, hanya saja ia menyebutkan sebagian saja." Demikian yang diceritakan oleh Ibnu Jarir. (18)

Aku (Ibnu Katsir) katakan bahwa jumlah keseluruhan huruf-huruf yang disebutkan di awal surat dengan tidak menghitung huruf yang disebutkan lebih dari satu kali adalah 14 huruf, yaitu:

Alif, lam, mim, shad, ra, kaf, Ha, ya, 'ain, tha, sin, ha, qaf, nun.

Semua huruf itu dapat dikumpulkan dalam sebuah kalimat:

نَصٌّ حَكِيْمٌ قَاطِعٌ لَهُ سِرٌّ

Nashshun hakiimun qaa-thi'un lahu sirrun

Jumlahnya adalah setengah dari total keseluruhan. Yang disebutkan lebih mulia daripada yang tidak disebutkan. Penjelasan lebih lanjut merupakan spesialisasi ilmu sharaf. Az-Zamakhsyari mengatakan: "Huruf-huruf yang berjumlah 14 ini merangkum semua jenis huruf. Yaitu dari huruf mahmuusah sampai majhuurah, dari rakhwah sampai syadiidah, dari muthabbaqah sampai maftuuhah, dari musta'liyah sampai munkhafidhah, dan huruf qalqalah." Kemudian ia menyebutkannya secara terperinci, lalu ia berkata: "Mahasuci Allah yang sangat dalam hikmah-Nya dalam segala hal. Jenis huruf-huruf yang disebutkan ini adalah huruf-huruf yang sangat banyak digunakan. Dan telah engkau ketahui sebelumnya bahwa jumlah mayoritas dapat disamakan kedudukannya dengan jumlah keseluruhannya."

Dari sini, sebagian ulama memberi penjelasan sebagai berikut: "Tidak ragu lagi, bahwa Allah menurunkan huruf-huruf tersebut tidaklah sia-sia atau percuma begitu saja. Oleh karena itulah sebagian orang jahil (bodoh) berkata: "Sesungguhnya di dalam al-Qur-an terdapat kata-kata yang hanya untuk dibaca saja sebagai ibadah, sementara ia tidak memiliki makna sama sekali." Sungguh anggapan mereka ini sangat keliru. Jelaslah bahwa huruf-huruf ini memiliki makna tersendiri. Kalaulah ada sebuah penjelasan dari al-Ma'shum shallallaahu 'alaihi wa sallam, tentu kita akan menjelaskannya berdasarkan keterangan tersebut. Jika tidak ada maka kita menahan diri darinya. Dan kita katakan: "Kami mengimaninya, seluruhnya berasal dari sisi Allah Sub-haanahu wa Ta'aala." Para 'ulama tidak bersepakat dalam menafsirkan huruf-huruf tersebut. Bahkan mereka berselisih pendapat. Jika nyata baginya bahwa sebagian pendapat memiliki dalil, maka hendaklah ia mengikutinya. Jika tidak, maka hendaklah ia menahan diri, sehingga kebenaran menjadi jelas baginya. Ini dilihat dari satu sisi.

Penggalan huruf-huruf tersebut menunjukkan mukjizat al-Qur-an

Dilihat dari sisi lain tentang hikmah disebutkannya huruf-huruf hija-iyyah di awal-awal surat ini, terlepas dari makna yang terkandung di dalamnya, dikatakan bahwa penggalan huruf-huruf yang disebutkan di awal-awal surat dimaksudkan untuk menunjukkan mukjizat al-Qur-an dan menjelaskan bahwa makhluk tidak bisa membuat tandingannya. Padahal ia hanyalah rangkaian dari penggalan huruf-huruf yang biasa mereka gunakan dalam percakapan sehari-hari. Madzhab ini telah disampaikan oleh ar-Razi dalam tafsirnya dari al-Mubarrid dan sejumlah ahli tahqiq. Al-Qurthubi menghikayatkan dari al-Farra' dan Qathrab yang semakna dengan madzhab di atas. Dan pendapat ini didukung oleh az-Zamakhsyari dalam kitab al-Kasysyaaf-nya dan ia mendukung penuh pendapat ini. Dan pendapat inilah yang dipilih oleh Syaikhul Islam Abu 'Abbas Ibnu Taimiyyah ra-dhiyallaahu 'anhu dan guru kami al-Hafizh al-Mujtahid Abul Hajjaj al-Mizzi. Ia menceritakannya kepadaku dari Ibnu Taimiyyah.

Az-Zamakhsyari mengatakan, "Huruf-huruf tersebut tidak disebutkan keseluruhannya di awal al-Qur-an. Namun penyebutannya diulang-ulang untuk menguatkan tantangan dan ketidakmampuan manusia menyainginya. Sebagaimana halnya beberapa kisah yang penyebutannya diulang-ulang. Dan telah diulang-ulang juga tantangan dari Allah secara terang-terangan dalam banyak ayat."

Ia melanjutkan, "Ada yang disebutkan satu huruf saja, seperti qaf, nun, shad. Ada yang disebutkan dua huruf, seperti ha mim. Ada yang disebutkan tiga huruf, seperti alif lam mim. Ada yang empat huruf, seperti alif lam mim ra dan alif lam mim shad. Ada yang lima huruf, seperti kaf Ha ya 'ain shad dan ha mim 'ain sin qaf. Karena demikianlah uslub (metode) bahasa Arab dalam pembentukan kalimat. Ada yang satu huruf, ada yang dua huruf, ada yang tiga huruf, ada yang empat huruf, dan ada yang lima huruf, tidak ada yang lebih dari itu."

(Aku katakan) oleh karena itu setiap surat yang dibuka dengan huruf-huruf ini pasti disebutkan di dalamnya kemenangan al-Qur-an dan penjelasan tentang kehebatan dan kebesarannya. Hal itu dapat diketahui melalui penelitian. Itulah yang ditemui dalam 29 surat. Oleh karena itu Allah berfirman: "Alif laam miim. Kitab (al-Qur-an) ini tidak ada keraguan padanya." (QS. Al-Baqarah: 2)

"Alif laam miim. Allah, tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya. Dia menurunkan al-Kitab (al-Qur-an) kepadamu dengan sebenarnya serta membenarkan Kitab yang telah diturunkan sebelumnya." (QS. Ali 'Imran: 1-3)

"Alif laam miim shaad. Ini adalah sebuah Kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya." (QS. Al-A'raaf: 2)

"Alif laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Rabb mereka." (QS. Ibrahim: 1)

"Alif laam miim. Turunnya al-Qur-an yang tidak ada keraguan padanya, (adalah) dari Rabb semesta alam." (QS. As-Sajdah: 1-2)

"Haa miim. Diturunkan dari (Rabb) Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." (QS. Fushshilat: 2)

"Haa miim 'ain siin qaaf. Demikianlah Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana mewahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu." (QS. Asy-Syuuraa: 1-3)

Dan ayat-ayat lain yang menunjukkan kebenaran pendapat para 'ulama tersebut bagi siapa saja yang mau menelitinya, wallaahu a'lam.

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

(18) Tafsiir ath-Thabari 1/208.

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.