Thursday 9 March 2017

Hadits Ketigabelas | Syarah Hadits Arba'in

Syarh Matan Al-Arba'ien An-Nawawiyah.

Syarah Hadits Arba'in.

Syaikh Ibnu Daqiiqil 'Ied.

Syaikh Usamah Abdul Kariem Ar-Rifa'i.

Ustadz Abu Umar Abdullah Asy-Syarif.

13. Hadits Ketigabelas.

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik (1) radhiyallahu 'anhu -pembantu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam- dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak beriman salah seorang di antara kalian sehingga dia mencintai sesuatu bagi saudaranya sebagaimana dia mencintai sesuatu bagi dirinya sendiri." (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45)

Syarah.

Demikianlah yang disebutkan dalam shahih Bukhari, yakni dengan kata "bagi saudaranya" tanpa diragukan, sedangkan di dalam shahih Muslim menggunakan kalimat "bagi saudara dan tetangganya namun ada keraguan di dalamnya.

Para ulama berkata, "yakni tidak beriman dengan keimanan yang sempurna, sebab kalau tidak, keimanan secara asal tidak didapatkan seseorang kecuali dengan sifat ini."

Maksud dari "sesuatu bagi saudaranya" adalah berupa ketaatan, dan sesuatu yang halal. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh An Nasa'i (2): "...hingga dia mencintai bagi saudaranya berupa kebaikan sebagaimana dia mencintai jika hal itu terjadi bagi dirinya."

Berkata Asy-Syaikh Abu Amru Ibnu Shalah (3), hal ini terkadang dianggap sebagai sesuatu yang sulit dan mustahil, padahal tidaklah demikian, karena makna hadits ini adalah tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga dia mencintai bagi keislaman saudaranya sebagaimana dia mencintai bagi dirinya. Menegakkan urusan ini dapat direalisasikan dengan cara menyukai jika saudaranya mendapatkan apa yang ia dapatkan, sehingga dia tidak mendesaknya dan tidak mengurangi kenikmatan yang diperolehnya. Dan kemudahan itu dekat dengan hati yang selamat, sedangkan kesulitan itu terjadi pada hati yang rusak, semoga Allah Ta'ala memaafkan kita dan saudara-saudara kita seluruhnya.

Abu Zinad (4) berkata, "Sekilas hadits ini menunjukkan tuntutan persamaan (dalam memperlakukan dirinya dan saudaranya), namun pada hakekatnya ada tafdhil (kecenderungan untuk memperlakukan lebih), karena manusia itu ingin jika dia menjadi orang yang paling utama, maka jika dia mau saudaranya menjadi orang yang paling utama sebagai konsekuensinya adalah dia akan menjadi orang yang kalah dalam hal keutamaannya. Bukankah anda melihat bahwa manusia menyukai agar haknya terpenuhi dan kedzaliman atas dirinya dibalas? Maka letak kesempurnaan imannya adalah ketika dia memiliki tanggungan atau ada hak saudaranya atas dirinya maka dia bersegera untuk mengembalikannya secara adil sekalipun dia merasa berat.

Telah dikisahkan bahwa Al-Fadhl bin Iyadh (5) berkata kepada Sufyan bin Uyainah (6) "Jika anda ingin orang lain seperti anda, maka berarti anda tidak merealisasikan nasehat bagi Allah, bagaimana ini terjadi padahal anda ingin bahwa mereka tetap di bawah anda dalam keutamaan?"

Di antara ualam berkata tentang hadits ini, bahwa seorang mukmin satu dengan yang lain itu ibarat satu jiwa, maka sudah sepantasnya jika dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana mencintai untuk dirinya karena keduanya laksana satu jiwa sebagaimana disebutkan dalam hadits yang lain:

"Orang-orang mukmin itu ibarat satu jasad, apabila satu anggota badan sakit, maka seluruh jasad turut merasakan sakit dengan demam dan tidak dapat tidur." (7)

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

1. Perawi hadits telah kami sebutkan biografinya di depan.

2. Telah kami sebutkan biografinya di depan.

3. Telah kami sebutkan biografinya di depan.

4. Abdullah bin Dzakwan Al-Qursyi, ahli hadits, faqih dari Madinah, ahli dalam tulis menulis dan hitung. Wafat di Madinah tahun 131 H.

5. Al-Fudhail bin Iyadh bin Mas'ud At-Tamimi seorang zuhud, seorang dari imamul huda dan imam sunnah. Ibnul Mubarak berkata, "Orang yang paling wara' yang pernah aku lihat adalah Fudhail bin Iyadh." Wafat di Mekah tahun 187 H.

6. Sufyan bin Uyainah bin Abi Imran Al-Hilali Al-Kuufi, termasuk salah satu imam Islam. Asy-Syafi'i berkata, "Kalau saja tidak ada Malik dan Ibnu Uyainah, niscaya hilanglah ilmu dari Hijaz." Wafat 198 H.

7. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 6011, Muslim 2586.

===

Maraji'/ Sumber:

Kitab: Syarh Matan Al-Arba'ien An-Nawawiyah, Pensyarah: Ibnu Daqiiqil 'Ied, Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Syarah Hadits Arba'in, Penerjemah: Abu Umar Abdullah Asy-Syarif, Penerbit: At-Tibyan, Solo - Indonesia, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!