Wednesday 8 March 2017

Hadits Kesepuluh | Syarah Hadits Arba'in

Syarh Matan Al-Arba'ien An-Nawawiyah.

Syarah Hadits Arba'in.

Syaikh Ibnu Daqiiqil 'Ied.

Syaikh Usamah Abdul Kariem Ar-Rifa'i.

Ustadz Abu Umar Abdullah Asy-Syarif.

10. Hadits Kesepuluh.

Dari Abu Hurairah (1) radhiyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Wahai manusia sesungguhnya Allah Ta'ala adalah Maha Baik, tidak menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman dengan apa yang telah diperintahkan kepada para Rasul. Allah berfirman: "Hai Rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shaleh." Dan Allah Ta'ala berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu."' Kemudian Nabi menceritakan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, kusut dan berdebu lalu menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berkata, 'Ya Rabb... Ya Rabb...' Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya dari yang haram, tumbuh dari yang haram, maka bagaimana mungkin dikabulkan do'anya?'" (HR Muslim no. 1015)

Syarah.

Hadits ini adalah satu hadits di antara hadits-hadits yang di atasnya ditegakkan kaidah-kaidah Islam dan hukumnya. Di dalamnya ada anjuran untuk berinfak dari yang halal dan melarang berinfak dari yang tidak halal. Dan bahwasanya apa-apa yang dimakan atau diminum, yang dipakai dan yang lain selayaknya dari yang halal dan bersih, tidak ada syubhat di dalamnya. Barangsiapa yang ingin berdo'a hendaklah lebih dahulu memperhatikan urusan tersebut dari urusan yang selainnya. Dalam hadits ini mengandung isyarat, barangsiapa yang menginfakkan hartanya yang baik, maka berarti dia telah membersihkan dan memperbanyaknya dan bahwa makanan yang lezat namun tidak halal maka akan membawa petaka bagi orang yang memakannya dan Allah tidak menerima amalnya.

Sabda Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) "Kemudian Nabi menceritakan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, kusut dan berdebu" maknanya wallahu a'lam, perjalanan yang jauh tersebut adalah untuk melakukan ketaatan-ketaatan seperti haji, jihad dan yang selainnya berupa kebaikan. Namun demikian do'anya tidak dikabulkan oleh Allah karena makanannya, minumannya dan pakaiannya dari yang haram, lantas bagaimana halnya dengan orang-orang yang suka berbuat dosa di dunia, suka mendhalimi manusia atau lalai dari bermacam-macam bentuk peribadatan dan kebaikan?

Sabda Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) "menengadahkan kedua tangannya" yakni mengangkat kedua tangannya untuk berdo'a kepada Allah namun disertai dengan menyelisihi Allah dan mendurhakai-Nya. Sedangkan sabdanya "tumbuh dari yang haram, maka bagaimana mungkin dikabulkan do'anya?" dalam riwayat lain "Bagaimana dikabulkan do'a itu?" yakni dari sisi mana orang yang memiliki sifat ini akan dikabulkan do'anya, karena ia bukanlah orang yang layak untuk dikabulkan do'anya, akan tetapi bisa jadi Allah mengabulkannya karena karunia, kelembutan dan kemurahan-Nya, wallahu a'lam.

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

1. Perawi hadits telah kami sebutkan di muka.

===

Maraji'/ Sumber:

Kitab: Syarh Matan Al-Arba'ien An-Nawawiyah, Pensyarah: Ibnu Daqiiqil 'Ied, Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Syarah Hadits Arba'in, Penerjemah: Abu Umar Abdullah Asy-Syarif, Penerbit: At-Tibyan, Solo - Indonesia, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!