Friday 3 March 2017

Hadits Ketujuh | Syarah Hadits Arba'in

Syarh Matan Al-Arba'ien An-Nawawiyah.

Syarah Hadits Arba'in.

Syaikh Ibnu Daqiiqil 'Ied.

Syaikh Usamah Abdul Kariem Ar-Rifa'i.

Ustadz Abu Umar Abdullah Asy-Syarif.

7. Hadits Ketujuh.

Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari (1) radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Dien itu adalah nasehat." Kami bertanya, "Bagi siapa ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, imam-imam kaum muslimin dan bagi seluruh kaum muslimin." (Diriwayatkan oleh Muslim no. 55)

Syarah.

Tamim Ad-Daari tidak meriwayatkan hadits melainkan hadits ini.

Maksud nasehat adalah kata yang padat, maknanya adalah keinginan sejumlah kebaikan bagi yang dinasehati. Ini adalah kalimat yang penuh inti namun ringkas dan dalam bahasa Arab tidak ada kata lain yang sepadan dengan kata "nasehat", sebagaimana halnya telah disebutkan para ulama bahasa juga bahwa kata "al falaah" tidak memiliki padanan kata yang setara yang mencakup makna kebaikan di dunia dan akhirat.

Kalimat "dien itu adalah nasehat" maksudnya adalah bahwa nasehat berfungsi sebagai tiang agama dan penopangnya. Sebagaimana halnya hadits Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam):

"Haji adalah Arafah." (2)

Maksudnya wuquf di Arafah adalah tiang dan rukun terpenting dalam haji.

Tentang pengertian kata "nasehat" dan berbagai cabangnya, Al-Khithabi (3) beserta ulama yang lain berpendapat: Maksud nasehat bagi Allah adalah beriman kepada-Nya, tidak menyekutukan-Nya, tidak mengingkari sifat-sifat-Nya dan mensifati-Nya dengan sifat kesempurnaan dan keagungan, menjauhkan-Nya dari segala sifat kekurangan, menegakkan ketaatan kepada-Nya, menjauhi maksiat kepada-Nya, cinta karena-Nya dan benci karena-Nya, berjihad terhadap orang-orang yang mengkufuri-Nya, mengakui nikmat-Nya dan mensyukuri-Nya, ikhlas dalam segala urusan, menyeru kepada perkara-perkara di atas dan menganjurkan untuknya serta bersikap lemah-lembut terhadap manusia. Al-Khithabi berkata, "Pada prinsipnya perkara-perkara tersebut kembali kepada hamba dalam menasehati dirinya sendiri karena sesungguhnya Allah sawt tidak membutuhkan nasehat dari seorang penasehat."

Adapun nasehat bagi Kitabullah Subhanah maksudnya adalah mengimani bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah Ta'ala dan Allah menurunkannya, tidak ada manusia manapun yang serupa perkataannya dengan kalamullah, tidak menyamakan derajatnya dengan perkataan/ aturan siapapun, mengagungkannya, membacanya dengan tilawah, memperbagus suara, khusyu' dan memperjelas makhraj hurufnya tatkala membacanya, menjaganya dari penakwilan orang-orang yang menyimpang, membenarkan segala isinya, mengikuti hukum-hukumnya, memahami berbagai macam ilmu dan permisalannya, mengambilnya sebagai pelajaran, merenungkan segala keajaibannya, mengamalkan dan menerima apa adanya tentang ayat-ayat mutasyabihah, mengkaji ayat-ayat yang bersifat umum, mendakwahkannya dan apa-apa yang berhubungan dengan nasehat bagi Kitabullah.

Maksud dari nasehat bagi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah membenarkan risalah yang dibawanya, mengimani apa yang beliau bawa, mentaati segala perintahnya, menjauhi larangannya, membelanya baik tatkala hidup ataupun setelah wafatnya, memerangi siapapun yang memerangi beliau, berwala' kepada siapapun yang berwala' kepadanya, mengagungkan hak-haknya, menghormatinya, menghidupkan jalan dan sunahnya, menjawab seruannya, menyebarkan sunnahnya, tidak menuduhnya dengan tuduhan yang keji, memperdalam ilmunya dan mempelajari maknanya, menyerukan sunnahnya, lembut tatkala mengajarkan sunnahnya, mengagungkan dan menghormati sunnahnya, menjaga adab ketika membacanya, tidak berbicara dalam hal yang ia tidak ketahui ilmu tentangnya, menghormati orang-orang yang berpegang teguh kepadanya, berakhlak dengan akhlaknya, beradab dengan adab-adabnya, mencintai ahli bait dan sahabatnya, menjauhi berbuat bid'ah atau mencela seorang di antara para sahabatnya dan lain-lain.

Sedangkan nasehat bagi imam-imam kaum muslimin adalah membantu mereka dalam kebenaran, mentaati mereka, memperingatkan kesalahan mereka dengan lemah lembut, mengingatkan dalam hal-hal yang mereka lalai, menyampaikan hak-hak kaum muslimin atas mereka, tidak memberontak mereka dengan pedang, mempersatukan hati manusia untuk mentaati mereka, shalat di belakang mereka, jihad bersama mereka dan mendo'akan kebaikan untuk mereka.

Maksud dari nasehat bagi kaum muslimin seluruhnya selain para penguasa adalah membimbing mereka menuju kemaslahatan akherat dan dunianya, membantu mereka untuk meraihnya, menutup aurat (aib) mereka, mencukupi kekurangan mereka, menolak bahaya yang akan menimpanya, mendatangkan maslahat bagi mereka, menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar atas mereka dengan lemah lembut, ikhlas dan kasih sayang, menghormati yang lebih tua di antara merekan menyayangi yang lebih muda, memberikan nasehat yang baik, tidak mengkhianati dan mendengki mereka, hendaknya mencintai bagi mereka apa-apa yang dia suka jika hal itu terjadi atas dirinya dan membenci hal-hal buruk yang menimpa mereka sebagaimana dirinya membenci jika hal itu menimpa dirinya, tidak mengganggu harta dan kehormatannya, dan perkara-perkara lain yang berupa perkataan dan perbuatan serta menganjurkan mereka untuk berakhlak dengan apa-apa yang telah kami sebutkan di atas dari bermacam-macam nasehat, wallahu a'lam.

Nasehat hukumnya fardhu kifayah, apabila tujuan telah tercapai ditegakkan oleh sebagian, maka gugurlah kewajiban bagi selainnya.

Nasehat menurut pengertian lughah (bahasa) artinya bersih (murni). Seperti kalimat "nashahtu al 'asala" maknanya aku membuat madu itu menjadi bersih murni. Adapula yang berpendapat lain, wallahu a'lam.

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

1. Perawi hadits adalah sayidina Tamim bin Aus bin Kharijah Ad Daari, masuk Islam tahun 9 H, Al-Hafizh Shafiyuddien Al-Kahzraji menyebutkan bahwa beliau memiliki 18 hadits, berbeda dengan yang disebutkan syaikh ini, beliau adalah teman karibnya malam hari (tekun shalat lail), bersungguh-sungguh, pernah mengkhatamkan Al-Qur'an dalam satu rekaat, wafat tahun 40 H.

2. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ash-habus Sunan, Ibnu Hibban dan Al-Hakim.

3. Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim Al Basti Al-Khithabi, seorang faqih, ahli hadits, keturunan Zaid bin Khathab saudara dari Umar bin Khaththab. Beliau menulis Ma'alim As-Sunan fii Sayarhi Abi Dawud dan buku yang lain, wafat tahun 388 H.

===

Maraji'/ Sumber:

Kitab: Syarh Matan Al-Arba'ien An-Nawawiyah, Pensyarah: Ibnu Daqiiqil 'Ied, Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Syarah Hadits Arba'in, Penerjemah: Abu Umar Abdullah Asy-Syarif, Penerbit: At-Tibyan, Solo - Indonesia, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!