Monday 13 March 2017

Al-Baqarah, Ayat 4 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir.

Shahih Tafsir Ibnu Katsir.

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri.

Ustadz Abu Ihsan al-Atsari.

Surat al-Baqarah.

Al-Baqarah, Ayat 4.

"Dan mereka yang beriman kepada al-Kitab (al-Qur-an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat." (QS. 2: 4)

Ibnu 'Abbas ra-dhiyallaahu 'anhuma berkata: "Firman Allah: 'Dan mereka yang beriman kepada al-Kitab (al-Qur-an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat', maksudnya adalah mereka membenarkan apa yang engkau (Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam) bawa dari Allah Sub-haanahu wa Ta'aala dan apa yang dibawa oleh para Nabi sebelummu. Mereka tidak membeda-bedakan di antara para Rasul tersebut serta tidak mengingkari apa yang mereka bawa dari Rabb mereka." (40)

"'Dan mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat', yakni akan adanya hari Kebangkitan, Kiamat, Surga, Neraka, Hisab dan Timbangan." (41)

Disebut akhirat karena ia ada setelah kehidupan dunia.

Sifat-sifat Kaum Mukminin.

Orang-orang yang menyandang sifat ini (mukminin) adalah orang-orang yang memiliki sifat-sifat yang tersebut dalam ayat: "(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al-Baqarah: 3)

Diriwayatkan dari Mujahid, ia mengatakan: "Empat ayat pertama dari surat al-Baqarah menjelaskan sifat orang-orang yang beriman. Dua ayat berikutnya menjelaskan sifat orang-orang kafir. Dan tiga belas ayat menjelaskan sifat orang-orang munafik. Keempat ayat tersebut umum bagi setiap mukmin yang menyandang sifat-sifat tersebut, baik dari kalangan bangsa Arab maupun non Arab, serta Ahli Kitab, baik ummat manusia maupun kalangan jin. Salah satu sifat tidak akan sempurna tanpa adanya sifat-sifat yang lain. Bahkan masing-masing sifat menuntut adanya sifat yang lain. Dengan demikian keimanan kepada yang ghaib, shalat, dan zakat, tidak akan benar kecuali dengan adanya iman kepada apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, juga apa yang dibawa oleh para Rasul sebelumnya, serta keyakinan akan adanya kehidupan akhirat. Dan Allah telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk memenuhi hal itu melalui firman-Nya:

"Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya." (QS. An-Nisaa': 136)

Allah Sub-haanahu wa Ta'aala juga berfirman:

"Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zhalim di antara mereka, dan katakanlah: 'Kami telah beriman kepada (Kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu, Ilah kami dan Ilahmu adalah satu.'" (QS. Al-Ankabuut: 46)

Allah juga berfirman:

"Hai orang-orang yang telah diberi al-Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (al-Qur-an) yang membenarkan Kitab yang ada padamu." (QS. An-Nisaa': 47)

Allah juga berfirman:

"Katakanlah: 'Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun, hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan al-Qur-an yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu." (QS. Al-Maa-idah: 68)

Dan Allah telah menyebutkan tentang orang-orang yang beriman secara keseluruhan yang memenuhi semua itu dalam firman-Nya:

"Rasul telah beriman kepada al-Qur-an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, dan Rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): 'Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari Rasul-rasul-Nya." (QS. Al-Baqarah: 285)

Dan juga firman-Nya:

"Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka." (QS. An-Nisaa': 152)

Dan ayat-ayat lain yang menunjukkan perintahkan kepada orang-orang yang beriman agar beriman kepada Allah, Rasul-rasul-Nya dan Kitab-kitab-Nya.

Akan tetapi orang-orang yang beriman dari kalangan Ahli Kitab memiliki keistimewaan, karena mereka telah beriman kepada Kitab-kitab suci yang ada di tangan mereka secara terperinci. Apabila mereka masuk Islam dan beriman dengannya secara terperinci juga, maka mereka akan mendapatkan pahala dua kali lipat. Adapun selain mereka hanyalah memperoleh keimanan tentang Kitab-kitab suci terdahulu secara global saja. Sebagaimana disebutkan dalam kitab ash-Shahiih:

"Jika Ahli Kitab menyampaikan riwayat kepadamu, maka janganlah mendustakan mereka dan jangan pula membenarkan mereka. Akan tetapi katakanlah: 'Kami beriman kepada apa yang telah diturunkan kepada kami dan apa-apa yang diturunkan kepada kalian." (42)

Akan tetapi bisa saja keimanan mayoritas orang-orang Arab kepada Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam lebih sempurna, lebih universal dan lebih komplit daripada keimanan orang-orang Ahli Kitab yang masuk ke dalam Islam. Kalaupun mereka mendapat pahala dua kali lipat dari sisi tersebut, akan tetapi orang-orang selain mereka bisa saja memperoleh keimanan yang membuat pahala mereka berlipat ganda melebihi pahala dua kali lipat yang mereka peroleh. Wallaahu a'lam.

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

(40) Tafsiir ath-Thabari 1/244.

(41) Ibnu Abi Hatim 1/39.

(42) Abu Dawud 4/59. Diriwayatkan pula oleh al-Bukhari no. 4485.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.