Saturday 18 March 2017

Pengantar Penulis | Ringkasan Shahih Bukhari

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari.

Ringkasan Shahih Bukhari.

Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani.

Pengantar.

Segala puji hanya untuk Allah; kita memuji-Nya, memohon pertolongan, ampunan, serta perlindungan kepada-Nya dari keburukan jiwa dan kejahatan perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah, maka tidak ada seorangpun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa disesatkan oleh-Nya, maka tidak ada seorangpun yang dapat memberikan hidayah kepadanya.

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan -yang berhak disembah (dengan benar)- selain Allah yang tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. Aali 'Imraan (3): 102)

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. An-Nisaa' (4): 1)

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (QS. Al-Ahzaab (33): 70-71)

Program yang aku beri nama "Taqrib as-Sunnah baina Yadai al-Ummah" (Mendekatkan as-Sunnah keharibaan ummat) termasuk salah satu program aku terdahulu, dalam rangka pengabdian aku terhadap Sunnah yang suci.

Masalah ini telah aku singgung dalam sebagian buku yang aku tulis, seperti dalam mukaddimah kitab Mukhtashar Shahih Muslim, karya al-Hafizh al-Mundziri. Dalam kitab tersebut aku menjelaskan masalah penghapusan sanad hadits dalam satu sisi, dan membedakan antara hadits yang shahih dan dha'if (lemah) dalam sisi lain.

Manakala kitab Shahih al-Bukhari dan kitab Shahih Muslim telah diterima keberadaannya oleh para ulama, maka pembicaraan tentang sanad-sanadnya tidak diperlukan lagi, seperti yang telah aku kemukakan dalam mukaddimah buku tersebut. Oleh karena itu, maka upaya yang dilakukan terbatas pada penghapusan sanad dan matan hadits yang diulang-ulang.

Hal yang pertama kali aku lakukan adalah menahkik (meneliti) kitab Mukhtashar Shahih Muslim tersebut, lalu memberi nomor hadits, mensyarah gharibnya (kata-kata yang jarang dipakai), memberi komentar yang bermanfaat, dan mencetaknya di Beirut.

Setelah selesai, aku berkesimpulan bahwa al-Hafizh al-Mundziri dalam kitab tersebut, tidak hanya menghapus sanad dan matan hadits yang diulang-ulang, tetapi ia juga telah menghapus sebagian matannya.

Melihat realita tersebut, aku berkeinginan (apabila ada kesempatan), untuk meringkas kitab tersebut dengan metode aku sendiri.

Akhirnya, Allah Ta'ala menghendakinya, dimana ketika itu aku ditakdirkan untuk dipenjara pada tahun 1389 H (bertepatan dengan tahun 1969 M) bersama beberapa ulama, padahal tidak ada tindak kejahatan yang telah kami lakukan selain dakwah Islam dan mengajarkannya kepada manusia. Lalu aku dijebloskan ke dalam penjara Qal'ah dan penjara lainnya di kota Damaskus. Kemudian aku dibebaskan untuk beberapa waktu, dan setelah itu dibuang ke penjara yang terletak di Jazirah Arab.

Kehidupan penjara aku jalani selama beberapa bulan dimana dalam masa-masa itu, aku hanya mengharapkan keridhaan di jalan Allah.

Dalam keadaan seperti itu, Allah menakdirkan bahwa tidak ada kitab yang aku bawa pada waktu itu kecuali kitab yang aku cintai, yaitu kitab Shahih al-Imam Muslim beserta pensil dan penghapus. Di sana akhirnya aku dapat merealisasikan cita-cita aku untuk meringkas dan memperbaikinya. Aku berhasil merampungkannya selama tiga bulan, aku kerjakan siang dan malam tanpa mengenal lelah dan keluh kesah.

Dengan demikian, keinginan musuh-musuh ummat ini yang mempunyai dendam kepada kami justru berbalik menjadi nikmat bagi kami. Hal ini terbukti dengan maraknya para penuntut ilmu yang berasal dari berbagai penjuru memayungi diri mereka di bawah naungannya. Oleh karena itu, segala puji bagi Allah, dengan segala nikmat-Nya, sehingga seluruh kebaikan menjadi sempurna.

Allah Ta'ala juga telah memudahkan aku dalam menyelesaikan sebagian besar aktivitas-aktivitas ilmiah, yang tidak mungkin dapat aku lakukan dalam kehidupan normal.

Akhir-akhir ini sebagian pemerintahan melarang aku keluar daerah sekitar Syiria, seperti kunjungan bulanan yang biasa aku lakukan untuk berdakwah kepada al-Qur-an dan as-Sunnah. Aku juga dilarang untuk menyampaikan kajian-kajian ilmiah yang banyak menyita waktu aku dalam mempersiapkan materinya.

Kondisi seperti ini telah menjauhkan aku dari aktivitas yang biasa aku lakukan, dan menghalangi kesempatan aku untuk bertemu dengan orang-orang yang banyak mengambil pelajaran dari aku.

Ketika sebagian rekan aku sempat membaca buku Mukhtashar (ringkasan) Shahih Muslim, ia berkeinginan untuk menerbitkannya. Akan tetapi ia menyarankan kepada aku untuk mulai menerbitkan ringkasan Shahih al-Imam al-Bukhari, baru setelah itu menerbitkan Mukhtashar Shahih Muslim.

Tidak terasa, hari-haripun berlalu dan aku mulai merealisasikan keinginan aku tersebut. Aku meringkas kitab Shahih al-Imam al-Bukhari, meskipun tersendat selama berbulan-bulan, tapi berkat karunia dan kemuliaan serta kekuasaan Allah, aku dapat menyelesaikannya.

Kemudian, ustadz Zuhair asy-Syawisi yang terhormat telah menangani masalah penerbitannya. Dia menyiapkan variasi huruf-huruf dan khat-khat, agar dapat dicetak dengan model-model yang dapat memudahkan pembaca dalam mengetahui jenis hadits yang dimuat; yakni hadits yang bersanad maushul, mu'allaq, marfu' dan atsar-atsar yang mauquf. Demikian pula, agar dapat membedakan antara takhrij dan komentar-komentar aku terhadap hadits tersebut.

Meskipun sangat lamban, namun pada tahun 1394 H alhamdulillah dapat segera diterbitkan. Kemudian pada tahun 1399 H dicetak lagi di kota Beirut, beserta daftar isinya.

Akan tetapi suatu peristiwa tragis terjadi, yaitu berkas-berkas yang diperlukan buat buku aku dalam jumlah yang banyak (1) sehingga saudara Zuhair terpaksa mengcopy ulang dan catatan-catatan aslinya yang hilang tersebut.

Alhamdulillah, beliau berhasil melengkapi secara sempurna juz pertama dari buku tersebut.

Kami berharap semoga Allah Ta'ala memudahkan beliau, sehingga dapat segera mempublikasikan buku tersebut.

Metodologi penulisan Buku ini

Dalam meringkas kitab Shahih al-Imam al-Bukhari ini aku menggunakan metode ilmiah yang teliti. Aku merasa telah menelusuri semua matan hadits Imam al-Bukhari, atsar-atsar, kitab-kitab, dan bab-babnya, sehingga -insya Allah- tidak ada yang terlewati, kecuali sesuatu yang terjadi sebagai tabiat manusia.

Adapun rincian metode tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menghapus seluruh sanad hadits, kecuali nama shahabat yang langsung meriwayatkan hadits dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam. Selain itu juga nama para perawi (selain shahabat) yang memang harus disebutkan, karena nama tersebut berhubungan erat dengan kisah hadits, sehingga riwayat hadits tidak akan sempurna tanpa menyebutkan nama mereka.

2. Seperti yang telah diketahui, bahwa Imam al-Bukhari banyak mengulang hadits dalam kitabnya, dimana beliau menyebutkan riwayat yang berbeda lebih dari satu jalur dalam banyak tempat, kitab, dan bab yang berbeda. Terkadang beliau menyebutkan riwayat-riwayat tersebut secara panjang atau secara ringkas. Oleh karena itu, maka dalam riwayat-riwayat yang diulang-ulang ini aku memilih riwayat yang paling sempurna dan lengkap, dan menjadikannya sebagai "hadits inti" dalam buku Mukhtashar ini. Meskipun demikian, aku tidak mengabaikan riwayat-riwayat lainnya, bahkan aku telah melakukan kajian terhadap riwayat-riwayat tersebut secara khusus, untuk mencari kalau-kalau ada faidah atau tambahan makna yang tidak terdapat dalam riwayat yang telah aku pilih, sehingga aku dapat menggabungkannya ke dalam "hadits inti".

Adapun cara penggabungan tersebut ada dua:

Pertama, jika tambahan tersebut dapat digabungkan ke dalam "hadits inti" dan mempunyai hubungan yang erat dengan konteks "hadits inti", sehingga pembaca yang ahli sastra tidak merasakannya sebagai tambahan. Dalam hal ini aku meletakkannya dengan menggunakan tanda kurung [ ], seperti yang aku lakukan dalam sebagian buku-buku karangan aku, di antaranya Shifat ash-Shalah, Hijjat an-Nabia, Ahkam al-Jana'iz, dan lainnya.

Kedua, jika tambahan tersebut tidak sesuai dengan konteks "hadits inti", maka aku memberi tanda kurung biasa ( ) dengan mengatakan: (وَفِيْ رِوَايَةٍ: كَذَا وَكَذَا). Bila riwayat tambahan ini didapat melalui jalur periwayatan lain dari shahabat yang sama, maka aku tulis: (وَفِيْ طَرِيْقٍ) atau aku tulis (وَفِيْ طَرِيْقٍ ثَانٍ) dan bila terdapat tambahan yang lain dari jenis yang sama melalui jalur periwayatan ketiga, maka aku tulis: (وَفِيْ طَرِيْقٍ ثَالِثٍ) demikian seterusnya.

Tujuannya adalah memberi pemahaman kepada pembaca melalui ungkapan yang singkat, bahwa hadits tersebut bukan gharib fard (diriwayatkan secara tersendiri) dari shahabat yang disebutkan.

Masing-masing cara tersebut telah aku beri nomor juz, dan halamannya berdasarkan cetakan Istambul tahun (...) di akhir tambahan sebelum tanda kurung ( ) atau tanda kurung [ ].

3. Jika ditinjau dari segi sanad, maka hadits-hadits yang terdapat dalam kitab Shahih dapat dibagi menjadi dua bagian, sebagaimana yang diketahui para ulama.

Pertama, hadits maushul, yaitu hadits-hadits yang diriwayatkan oleh pengarangnya dengan sanad yang bersambung, sampai kepada perawi-perawi dari kalangan shahabat.

Dalam hal ini termasuk sebagian atsar atau riwayat yang mauquf dari para shahabat atau selain mereka.

Kedua, hadits mu'allaq, yaitu hadits yang semua sanadnya tidak disebutkan oleh pengarang atau disebutkan perawi yang paling atas, yaitu shahabat atau perawi sebelumnya. Bahkan terkadang perawi terakhir dalam sanad adalah syaikh (guru) dari syaikhnya Imam al-Bukhari.

Bagian yang kedua ini terbagi menjadi dua: yaitu marfu' dan mauquf.

Kedua macam ini (menurut Imam al-Bukhari dan ulama-ulama setelah beliau) tidak termasuk dalam kategori hadits shahih, tetapi ada yang kualitasnya shahih, hasan serta dha'if (2). Hadits-hadits seperti ini juga aku sertakan bersama matannya dalam buku Mukhtashar ini. Namun dalam mentakhrijnya, aku menulisnya secara ringkas pada hasyiyah (anotasi) disertai keterangan tentang kualitasnya, bila ia termasuk hadits-hadits yang marfu' baik karena sanad itu sendiri atau karena yang lain. Sedangkan bila ia termasuk atsar-atsar yang mauquf, maka hanya sebatas takhrijnya saja, dan aku jarang menyinggung tentang kualitasnya.

4. Memberi nomor khusus pada ketiga jenis hadits (maushul atau musnadah, marfu', mu'allaq, dan mauquf) dengan ukuran yang bervariasi supaya pembaca mengetahui jumlah masing-masing hadits). (3)

5. Memberi nomor urut pada kitab (tema) dan bab dalam kitab ini. Hal ini karena sudah masyhur di kalangan ulama, bahwa fikih Imam al-Bukhari terletak pada judul babnya (Menyesuaikan antara judul bab dengan kandungan haditsnya, -penerj). Akan tetapi aku hanya membuang satu (darinya) manakala tidak terdapat judul pada bab tersebut, seperti apabila Imam al-Bukhari menulis: "باب" dan dia tidak menambahkan kalimat lainnya. Bila dalam jenis ini terdapat hadits tertentu dalam kitab Shahih Imam al-Bukhari, dan layak dihilangkan dalam kitab Mukhtashar, maka dalam bab tersebut tidak ada lagi hadits yang dicantumkan, sehingga aku hapus bab beserta nomornya, sebagai tanda bahwa bab tersebut dihilangkan.

Tujuan aku memberikan nomor adalah, agar Fihris (daftar isi) yang biasa digunakan dalam al-Kutub as-Sittah (enam kitab-kitab induk hadits) dapat digunakan juga terhadap buku Mukhtashar ini, sebagaimana digunakan dalam kitab aslinya, guna memudahkan dalam mentakhrij hadits.

Aku juga mensyarah lafazh yang gharib pada anotasinya dan menjelaskan sebagian kalimat yang kurang jelas. Aku juga menyebutkan banyak masalah ilmiah yang bermanfaat. Di samping itu, di setiap akhir buku (jilid) aku membuat daftar isi secara rinci tentang tema, bab, serta hadits-haditsnya, bersama ketiga pembagiannya.

Setelah itu, aku berniat untuk membuat daftar isi yang rinci dalam buku (jilid) khusus, sehingga memudahkan pembaca dalam mentakhrij hadits dari buku ini dalam waktu singkat.

Akhirnya, aku memohon kepada Allah Ta'ala agar menjadikan pekerjaan ini semata mengharap wajah-Nya, dan bermanfaat bagi saudara-saudaraku kaum muslimin semua, baik yang berada di belahan timur maupun di belahan barat, serta menyimpannya sebagai pahala buatku kelak, hingga tiba hari dimana harta dan anak-anak tidak berguna lagi selain orang yang mendatangi Allah dengan hati yang suci.

Segala puji bahi Allah, Tuhan semesta alam.

Beirut, Awal Rajab 1399 H
Muhammad Nashiruddin al-Albani

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

(1) Di tengah aktivitas memindahkan sebagian perlengkapan buku ini ke ruang penjilidan, mobil yang mengangkutnya raib entah kemana. Beberapa waktu kemudian, sebagian rekan-rekan yang ikut serta kembali dan memberitakan perihal wafatnya saudara Fauzi Ka'kati -rahimahullah- yang bagi aku seperti seorang saudara dan anak. Beliau juga belum genap melewati hari kelima belas dari pernikahannya. Semoga Allah Ta'ala menggantikannya dengan Surga dan menjauhkan negeri Libanon ini dari bencana (barangkali yang dimaksud adalah perang saudara yang terjadi di Libanon kala itu -penerj) yang mengakibatkan banyaknya nyawa orang-orang tak berdosa melayang, dan menghilangkan rasa aman penduduk, serta kesempatan kerja bagi mereka. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.

Dengan kejadian tersebut, aku kehilangan sebagian besar dari perlengkapan buku. Lalu gudang tempat menyimpan perlengkapan tersebut terbakar, sehingga sebagian besar hilang. Laa haula wa laa quwwata illaa billaah. (Zuhair)

(2) Sebagaimana yang dijelaskan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam mukaddimah kitabnya Fathul Baari (halaman 11-13, cetakan al-Muniriyyah).

(3) Dalam juz ini, keterangannya sebagai berikut:

a. Jumlah kitab (tema) ada 33 tema.
b. Jumlah hadits marfu' ada 998 hadits.
c. Jumlah hadits mu'allaq yang marfu' ada 317 hadits.
d. Jumlah atsar yang marfu' ada 409.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M.