Wednesday 29 March 2017

Ringkasan Shahih Bukhari 30-31

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari.

Ringkasan Shahih Bukhari.

Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani.

Kitaabul iimaani.

2. Kitab Iman.

30. Bab: Sholat adalah Bagian dari Iman

Firman ALLOH, "...dan ALLOH tidak akan menyia-nyiakan imanmu." {Qur-an Suroh al-Baqoroh (2): 143} maksudnya adalah sholatmu di Baitulloh.

30. Dari al-Baro' bin 'Azib (RodhiyaLLOOHU 'Anhu), bahwa pertama kali Nabi ShollaLLOOHU 'Alayhi Wa sallam datang ke Madinah, Beliau bertempat tinggal di rumah kakek-kakeknya, atau al Baro' mengatakan, paman-pamannya dari golongan Anshor. Ketika itu Beliau sholat menghadap ke Baitul Maqdis selama lebih kurang enam belas atau tujuh belas bulan. Sebenarnya Beliau lebih suka Baitulloh menjadi kiblatnya (dalam riwayat lain: Beliau lebih suka menghadap ke arah Ka'bah 1/104). Sholat yang pertama kali Beliau laksanakan {dengan menghadap ke Ka'bah} adalah sholat 'Ashor, dan saat itu beberapa orang ikut sholat bersama Beliau. Kemudian salah seorang yang ikut sholat bersama Beliau keluar dan melewati sebuah masjid [milik golongan Anshor yang sedang melaksanakan sholat 'Ashor dengan menghadap Baitul Maqdis], saat itu mereka sedang ruku'. Lantas orang itu berkata, "Demi ALLOH, baru saja aku sholat bersama Rosululloh ShollaLLOOHU 'Alayhi Wa sallam menghadap ke arah Makkah." Maka dengan segera mereka merubah arah dengan menghadap ke Baitulloh [sementara mereka masih dalam keadaan ruku' 8/134s], [sehingga dengan demikian mereka menghadap ke arah Baitulloh]. Orang yahudi mulanya sangat bangga ketika Nabi sholat menghadap Baitul Maqdis, begitu pula Ahli Kitab. Akan tetapi setelah Beliau berubah ke Baitulloh, mereka mencela perubahan itu." [Lalu ALLOH 'Azza wa Jalla menurunkan ayat, "Sungguh KAMI (sering) melihat mukamu menengadah ke langit." (20) {Qur-an Suroh al-Baqoroh (2): Ayat 144} Lalu Beliau pun menghadap ke Ka'bah. Orang-orang yang kurang akal, yakni kaum yahudi, berkata {sebagaimana disebutkan dalam al Qur-an}, "Apakah yang memalingkan mereka (ummat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?' Katakanlah, 'Kepunyaan ALLOH lah Timur dan Barat; DIA memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-NYA ke jalan yang lurus'." {Qur-an Suroh al-Baqoroh (2): Ayat 142} [Adapun orang yang 5/151] Selanjutnya al-Baro' menyebutkan dalam hadits ini, "Banyak orang yang telah meninggal di masa kiblat masih ke Baitul Maqdis, dan banyak juga yang terbunuh setelah kiblat menghadap ke Baitulloh. Kami tidak mengerti bagaimana hukum sholat itu." Lalu turunlah ayat, "ALLOH tidak akan menyia-nyiakan imanmu." {Qur-an Suroh al-Baqoroh (2): Ayat 143} ["Sesungguhnya ALLOH Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia."]

31. Bab: Sebaik-baik Islamnya Seseorang

6.(21) Dari Abu Sa'I'd al-Khudri (ro-dhiyaLLOOHU 'anhu), bahwa ia mendengar Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam bersabda, "Apabila seseorang masuk Islam, kemudian Islamnya menjadi baik, niscaya ALLOH akan menghapus segala kejahatan yang telah dilakukannya. Setelah itu ia akan diperhitungkan ganjarannya, yaitu setiap kebaikannya akan diganjar sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Sedangkan kejahatannya hanya dibalas setara dengan kejahatannya itu, kecuali jika ALLOH memaafkannya."

31. Dari Abu Huroiroh (RodhiyaLLOOHU 'Anhu), ia berkata, "Rosululloh ShollaLLOOHU 'Alayhi Wa sallam bersabda, 'Jika seseorang memperbaiki ke-Islamannya, maka untuk setiap kebaikan yang dilakukannya akan ditulis sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat, sedangkan untuk setiap keburukan yang dilakukannya hanya ditulis sepertinya (satu)'."

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

(20) Maksudnya ialah, Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam sering melihat ke langit dan menunggu turunnya wahyu yang memerintahkan Beliau menghadap ke Baitulloh.

(21) Riwayat ini mu'allaq menurut pengarang RohimahuLLOOH, tapi telah diriwayatkan secara maushul (bersambung) oleh an-Nasa-i dan lainnya dengan sanad shohih. Riwayat ini pun telah diriwayatkan dalam kitab ash-Shohiihah (247).

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M.