Monday 20 March 2017

Adabul Mufrad 4-8

Adabul Mufrad.

Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari.

Berbakti kepada kedua orang tua.

Bab 2: berbakti kepada ibu.

4. Dari 'Abdullah bin 'Abbas radhiyallaahu 'anhuma, bahwa datang seorang pria kepadanya dan berkata, "Aku meminang seorang wanita, tetapi dia menolakku. Setelah itu datang orang lain meminangnya ternyata diterima olehnya. Maka aku cemburu kepadanya dan kubunuh dia, apakah ada taubat bagiku?" Ibnu 'Abbas lalu bertanya, "Apakah ibumu masih hidup?" Dia menjawab, "Tidak." Ibnu 'Abbas lalu berkata, "Bertaubatlah kepada Allah dan mendekatlah kepada-Nya semampumu." Atha bin Yasar lalu bertanya padanya, "Mengapa engkau bertanya padanya, apakah masih ada ibunya?" Beliau menjawab, "Aku tidak tahu perbuatan yang paling mendekatkan (seseorang) kepada Allah Ta'ala selain dari berbakti kepada ibu."

Bab 3: Bakti kepada ayah.

5. Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu berkata, "Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, 'Wahai Rasulullah kepada siapa aku paling berbakti?' Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu bersabda, 'Ibumu," "Lalu?", katanya. "Ibumu," jawab beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. "Lalu?", katanya lagi. "Ibumu," jawab beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. "Lalu?", tanyanya selanjutnya. "Ayahmu," jawab beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam.

6. Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu berkata, "Ada seseorang datang menemui Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan berkata, 'Apa yang engkau perintahkan kepadaku?' Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, 'Berbaktilah pada ibumu.' Orang itu mengulanginya lagi dan beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, 'Berbaktilah pada ibumu.' Orang itu mengulanginya lagi dan beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, 'Berbaktilah pada ibumu.' Orang itu mengulanginya lagi dan beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, 'Berbaktilah pada ibumu.' Orang itu mengulanginya lagi yang kelima kalinya dan beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, 'Berbaktilah pada ayahmu.'

Bab 4: Bakti kepada kedua orang tua meskipun keduanya itu zhalim.

7. Ibnu 'Abbas radhiyallaahu 'anhuma berkata, "Tidak ada seorangpun dari kaum Muslimin yang mempunyai dua orang tua yang keduanya dalam keadaan Muslim, dimana dia sabar terhadap keduanya kecuali Allah pasti akan membukakan baginya dua pintu -maksudnya pintu Surga. Jika satu orang tua maka satu (pintu). Jika dia menjadikan salah satu di antaranya marah, Allah tidak akan ridha padanya sampai orang tuanya ridha kepadanya. Lalu ada yang bertanya, 'Meskipun kedua orang tuanya itu menzhaliminya?' Ibnu 'Abbas menjawab, 'Meskipun keduanya menzhaliminya'." (*)

(*) Isnadnya dha'if.

Bab 5: Ucapan yang lemah lembut kepada orang tua.

8. Thaisalah bin Nayyas berkata, "Ketika aku bersama teman-teman Najdah bin Amir, aku lalu melakukan perbuatan dosa yang aku menganggapnya sebagai dosa besar. Lalu aku ceritakan hal itu kepada 'Abdullah bin 'Umar radhiyallaahu 'anhuma. Beliau bertanya, 'Perbuatan apa yang engkau lakukan?' Maka kuceritakan perbuatanku itu. Beliau menjawab, 'Itu bukan salah satu dosa besar, dosa besar itu ada sembilan:

Mempersekutukan Allah, membunuh orang, lari dari pertempuran, memfitnah seorang wanita (dengan tuduhan berzina), makan riba, makan harta anak yatim, berbuat maksiat di dalam masjid, menghina, dan menyebabkan tangisnya kedua orang tua karena durhaka kepada keduanya.

'Abdullah bin 'Umar lalu bertanya, 'Apakah engkau takut masuk Neraka dan ingin masuk Surga?' 'Betul,' jawabku. Beliau bertanya, 'Apakah kedua orang tuamua masih hidup?' 'Aku punya seorang ibu,' jawabku. Beliau berkata, 'Kalau sekiranya engkau melemah-lembutkan ucapanmu padanya dan membuatkan makanan baginya, engkau akan masuk Surga selama engkau menjauhi dosa-dosa besar'."

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Maraji'/ Sumber:

Kitab: Adabul Mufrad, Penulis: Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari rahimahullah, Tanpa Keterangan Penerbit, Tanpa Keterangan Cetakan, Tanpa Keterangan Tahun, Judul Terjemahan: Adabul Mufrad, Penerjemah: Muhammad Khalid Abri, Penerbit: Syiar Semesta, Surabaya - Indonesia, Cetakan Pertama, Mei 2004 M.