Tuesday 21 March 2017

Al-Baqarah, Ayat 11-12 | Shahih Tafsir Ibnu Katsir

al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir.

Shahih Tafsir Ibnu Katsir.

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri.

Ustadz Abu Ihsan al-Atsari.

Surat al-Baqarah.

Al-Baqarah, Ayat 11-12.

Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi." Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan." (QS. 2: 11). Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (QS. 2: 12)

Yang Dimaksud dengan Kerusakan

Di dalam kitab tafsirnya, as-Suddi meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas, Ibnu Mas'ud ra-dhiyallaahu 'anhum, dan beberapa Shahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tentang firman Allah: "Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.' Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan.'" Ia mengatakan: "Mereka adalah orang-orang munafik. Sedangkan kerusakan yang dimaksud adalah kekufuran dan perbuatan maksiat." (64)

Abu Ja'far ath-Thabari meriwayatkan dari ar-Rabi' bin Anas dari Abul 'Aliyah tentang firman Allah: "Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.'" Ia mengatakan: "Janganlah kalian berbuat maksiat di muka bumi ini. Dan kerusakan yang mereka perbuat adalah kemaksiatan kepada Allah. Karena orang yang berbuat maksiat kepada Allah atau menyuruh berbuat maksiat kepada-Nya berarti ia telah berbuat kerusakan di muka bumi. Alasan lain, karena perbaikan langit dan bumi dilakukan dengan ketaatan." (65)

Pendapat serupa juga dikatakan oleh ar-Rabi' bin Anas dan Qatadah. (66)

Berbagai Bentuk Kerusakan yang Diperbuat oleh Orang-orang Munafik

Ibnu Jarir berkata: "Orang-orang munafik (berdasarkan ayat di atas) adalah pembuat kerusakan di muka bumi, yaitu dengan berbuat maksiat kepada Allah, melanggar larangan-Nya, serta menyia-nyiakan kewajiban yang diperintahkan kepada mereka. Juga dengan keraguan terhadap agama Allah, padahal amal seseorang tidak akan diterima kecuali dengan membenarkan dan meyakini hakikatnya. Mereka pun menipu kaum mukminin dengan pengakuan palsu, sementara mereka tetap berada dalam keraguan dan kebimbangan. Mereka mendukung orang-orang yang mendustakan Allah, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya dalam melawan kekasih-kekasih-Nya, setiap kali ada jalan dan kesempatan. Itulah kerusakan yang dilakukan oleh orang-orang munafik di muka bumi. Dengan perbuatan tersebut, mereka menyangka telah melakukan perbaikan di muka bumi." (67)

Ini pula yang dikatakan oleh Hasan bahwa di antara bentuk kerusakan yang dilakukan di muka bumi adalah kaum mukminin menjadikan orang-orang kafir sebagai wali-wali (pemimpin atau pelindung), sebagaimana Allah Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman: "Adapun orang-orang-orang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai kaum muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar." (QS. Al-Anfaal: 73)

Dengan demikian, Allah Sub-haanahu wa Ta'aala telah memutuskan perwalian antara kaum muslimin dengan orang-orang kafir, sebagaimana firman-Nya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?" (QS. An-Nisaa': 144)

Kemudian Dia berfirman: "Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari Neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka." (QS. An-Nisaa': 145)

Lahiriyah orang-orang munafik yang menampakkan keimanan sangat membingungkan kaum mukminin. Seakan-akan kerusakan itu berasal dari orang munafik, karena telah menipu orang-orang mukmin dengan ucapannya yang dusta serta mendukung orang-orang kafir dalam memerangi orang-orang mukmin. Seandainya mereka sebatas mengatakan dusta, maka keburukannya itu lebih ringan. Dan andaikan orang-orang munafik itu ikhlas beramal karena Allah dan menyesuaikan ucapan dengan perbuatannya, niscaya akan beruntung dan selamat. Oleh karena itulah Allah Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman: "Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.' Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan.'" (QS. Al-Baqarah: 11). Maksudnya, orang-orang munafik berkata, "Kami ingin bergaul dengan kedua belah pihak (kaum mukmin dan kaum kafir), dan menginginkan ishlah (perdamaian) antara kedua belah pihak. Penafsiran ini juga diriwayatkan oleh Muhammad bin Ishaq dari Ibnu 'Abbas ra-dhiyallaahu 'anhuma: "Dan apabila dikatakan kepada mereka: 'Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.' Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan.'" (QS. Al-Baqarah: 11). Maknanya, orang-orang munafik itu berkata, "Kami hanya ingin mendamaikan kaum mukminin dengan Ahli Kitab." (68)

Allah Ta'ala berfirman: "Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar." (QS. Al-Baqarah: 12) Melalui ayat ini Allah 'Azza wa Jalla memberitahukan: "Ketahuilah, apa yang mereka sangka sebagai perbaikan, sebenarnya adalah kerusakan. Namun karena kebodohannya, mereka tidak menyadari hal itu sebagai kerusakan."

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

(64) Tafsiir ath-Thabari 1/288.

(65) Ibnu Abi Hatim 1/50.

(66) Ibnu Abi Hatim 1/51.

(67) Tafsiir ath-Thabari 1/289.

(68) Ibnu Abi Hatim 1/52.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.