Wednesday 22 March 2017

Ringkasan Shahih Bukhari 21

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari.

Ringkasan Shahih Bukhari.

Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani.

Kitaabul iimaani.

2. Kitab Iman.

18. Keislaman yang Disebabkan Sikap Menyerah atau Takut Dibunuh adalah Keislaman yang Tidak Sebenarnya

Ini berdasarkan firman ALLOH, "Orang-orang badui itu berkata, 'Kami telah beriman.' Katakanlah (kepada mereka), 'Kamu belum beriman, tetapi katakanlah, 'Kami telah tunduk.'" {Qur-an Suroh al-Hujuraat (49): 14}. Adapun Islam yang sebenarnya adalah sesuai dengan firman ALLOH, "Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi ALLOH hanyalah Islam." {Qur-an Suroh Aali 'Imroon (3): 19} dan "Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya." {Qur-an Suroh Aali 'Imroon (3): 85}

21. Dari Sa'ad RodhiyaLLOOHU 'Anhu, bahwa Rosululloh ShollaLLOOHU 'Alayhi Wa sallam pernah membagi-bagikan hadiah kepada beberapa orang. Saat itu Sa'ad sedang duduk, ternyata Rosululloh ShollaLLOOHU 'Alayhi Wa sallam mengabaikan seorang laki-laki [tidak memberinya dan 2/131] hal tersebut sangat menarik perhatianku, [maka aku berdiri menghampiri Rosululloh ShollaLLOOHU 'Alayhi Wa sallam dan membisikinya], lalu aku bertanya, "Wahai Rosululloh, mengapa engkau tidak memberi kepada si fulan? Demi ALLOH, sesungguhnya menurutku dia adalah seorang mu'min." Nabi menjawab, "Atau seorang muslim?" Aku terdiam sejenak, kemudian pengetahuan tentang orang itu mendesakku untuk bertanya lagi, maka aku mengulangi perkataanku, dan aku katakan, "Mengapa engkau tidak memberi kepada si fulan? Demi ALLOH, sesungguhnya menurutku dia adalah seorang mu'min." Beliau pun menjawab, "Atau seorang muslim?" Aku pun terdiam sejenak, namun kemudian pengetahuanku tentang orang itu mendesakku untuk bertanya lagi, dan Rosululloh ShollaLLOOHU 'Alayhi Wa sallam juga memberikan jawaban yang sama. (dalam riwayat lain: Rosululloh ShollaLLOOHU 'Alayhi Wa sallam menepuk dengan tangannya dan meraih tengkuk dan pundakku) lalu Beliau bersabda, "[Berbaliklah! wahai Sa'ad, sesungguhnya aku akan memberi orang itu, tetapi aku lebih suka memberikannya kepada yang lain, karena takut ALLOH akan menelungkupkannya di dalam Neraka [pada wajahnya."

Abu 'Abdillah berkata: Fakubkibuu berarti qullibuu (mereka dibolak-balikkan). Akabba ar-rojulu berarti perbuatannya tidak mengenai seseorang. Akan tetapi jika perbuatannya mengenai seseorang, maka aku katakan, "kabbahullahu biwajhihi, wakababtuhu anaa"]. Abu 'Abdillah berkata, "Sholih bin Kaisan lebih besar dari az-Zuhri, dan dia pernah bertemu dengan Ibnu 'Umar (ro-dhiyaLLOOHU 'anhuma)" 2/132].

19. Bab: Menyebarkan Salam Termasuk Bagian dari Islam

9.(16) 'Ammar berkata, "Barangsiapa telah melakukan tiga hal ini maka ia telah mencapai kesempurnaan iman, yaitu berlaku adil kepada diri sendiri, menyebarkan alam (perdamaian) ke seluruh alam (manusia), dan berinfak di waktu susah."

(Haditsnya adalah hadits yang telah disebutkan di muka, yaitu hadits nomor 9).

20. Bab: Mengingkari Kebaikan Suami dan Ingkar yang Tidak Sampai Menyebabkan Kekufuran

3.(17) Ada dalam riwayat Abu Sa'I'd al-Khudri (ro-dhiyaLLOOHU 'anhu) dari Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam.

(Aku katakan bahwa, dalam bab ini aku menisbatkan thorf [bagian matan] dari hadits Ibnu 'Abbas (ro-dhiyaLLOOHU 'anhuma), yang akan disebutkan pada kitab 16, bab 9).

21. Bab: Maksiat adalah Perbuatan Jahiliyah tetapi Pelakunya Tidak Dianggap Kafir, Kecuali Jika Melakukan Perbuatan Syirik

4.(18) Ini berdasarkan sabda Nabi shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, "Sesungguhnya engkau adalah orang yang di dalam dirimu masih terdapat karakteristik jahiliyah," dan berdasarkan firman ALLOH, "Sesungguhnya ALLOH tidak akan mengampuni dosa syirik, dan DIA mengampuni segala dosa selain itu." {Qur-an Suroh an-Nisaa' (4): 48}

(Aku katakan bahwa, dalam bab ini aku menisbatkan bagian matan dari hadits Abu Dzar (ro-dhiyaLLOOHU 'anhu) yang akan disebutkan pada kitab 78/ ar-Riqoq, bab 44).

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Catatan Kaki:

(16) Diriwayatkan secara maushul oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al-Iman (131) dengan sanad shohih darinya secara mauquf, dan telah diriwayatkan juga secara marfu'. Lihat takhrijnya pada komentarku terhadap kitab al-Kalim ath-Thoyyib nomor komentar 142 yang telah aku tahkik pada cetakan al-Maktab al-Islami.

(17) Diriwayatkan secara maushul oleh pengarang pada kitab ke 24 bab 46.

(18) Ini adalah bagian dari hadits Abu Dzar (ro-dhiyaLLOOHU 'anhu) yang disambungkan oleh pengarang pada kitab ke 78 bab 44.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M.