Wednesday 22 March 2017

Ringkasan Shahih Bukhari 22-26

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari.

Ringkasan Shahih Bukhari.

Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani.

Kitaabul iimaani.

2. Kitab Iman.

22. Bab: "Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya." {Qur-an Suroh al-Hujuroot (49): 9} ALLOH Menamakan Mereka Orang-orang Mukmin

22. Dari al-Ahnaf bin Qois berkata, "Aku berangkat [dengan membawa senjataku pada malam keributan 8/92] untuk menolong orang ini. (Dalam riwayat lain disebutkan: anak paman Rosululloh) aku bertemu dengan Abu Bakroh (RodhiyaLLOOHU 'Anhu), dia pun berkata, 'Mau kemana kamu?' Aku jawab, 'Aku akan menolong orang itu.' Ia berkata lagi, 'Kembalilah! Aku pernah mendengar Rosululloh (ShollaLLOOHU 'Alayhi Wa sallam) bersabda, 'Apabila dua orang muslim saling berhadapan {berkelahi} dengan mempergunakan pedang masing-masing, maka si pembunuh dan yang terbunuh akan masuk Neraka.' Lalu aku bertanya, 'Wahai Rosululloh, begitulah untuk yang membunuh, tapi bagaimana dengan yang terbunuh?' Beliau menjawab, 'Karena orang yang terbunuh itu juga tekad untuk membunuh saudaranya.'"

23. Bab: Kezholiman yang Paling Besar

23. Dari 'Abdulloh (Ibnu Mas'ud) (RodhiyaLLOOHU 'Anhu), ketika turun [ayat ini 8/48]: "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezholiman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." {Qur-an Suroh al-An'aam (6): Ayat 82} [Hal ini terasa berat oleh 6/20] para shohabat Rosululloh shollaLLOOHU 'alay-hi wa sallam, lalu mereka bertanya, "Siapa di antara kita yang tidak berbuat zholim terhadap dirinya sendiri?" Lalu ALLOH menurunkan ayat, "Sesungguhnya mempersekutukan ALLOH adalah benar-benar kezholiman yang besar." {Qur-an Suroh Luqmaan (31): Ayat 13}. (Dalam riwayat lain: Beliau bersabda, "Maksudnya bukan seperti yang kalian katakan, tetapi maksud 'Tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezholiman' adalah kesyirikan. Apakah kalian tidak menyimak perkataan Luqman kepada anaknya, 'Wahai anakku, janganlah engkau mempersekutukan ALLOH'." {Qur-an Suroh Luqmaan (31): Ayat 13} 4/112-113).

24. Bab: Tanda-tanda Orang Munafik

24. Dari Abu Huroiroh (Ro-dhiyaLLOOHU 'Anhu), dari Nabi ShollaLLOOHU 'Alayhi Wa sallam, Beliau bersabda, "Tanda orang munafiq ada tiga, yaitu jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia mengingkari dan jika dipercaya ia berkhianat."

25. Dari 'Abdulloh Ibnu 'Amr (RodhiyaLLOOHU 'Anhu), bahwa Nabi ShollaLLOOHU 'Alayhi Wa sallam bersabda, "Ada empat [sifat 4/69] barang siapa pada dirinya terdapat sifat itu, maka ia benar-benar seorang munafiq, dan barang siapa yang ada dalam dirinya salah satu dari sifat-sifat tersebut, maka ia memiliki karakter kemunafikan hingga ia melepaskannya, yaitu jika dipercaya ia berkhianat, (dalam riwayat lain: jika berjanji ia mengingkari), jika berbicara ia berdusta, jika membuat perjanjian ia tidak setia, dan jika berdebat ia berlaku curang."

25. Bab: Sholat pada Lailatul Qodar adalah Sebagian dari Iman

26. Dari Abu Huroiroh (RodhiyaLLOOHU 'Anhu), Rosululloh ShollaLLOOHU 'Alayhi Wa sallam bersabda, "Barang siapa (dalam jalur periwayatan yang lain: Benar-benar mendirikan 2/288) sholat pada malam qodar karena iman dan mengharapkan pahala (dari ALLOH), maka akan diampuni dosanya yang telah lalu."

Baca selanjutnya:

Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M.